• Selasa, 15 Oktober 2024

Genggam Dunia dengan Jadi Petani Milenial

– Sudirman jadi Duta Petani Milenial, Kembangkan Jamur Tiram Putih

TANJUNG SELOR – Regenerasi petani ikut menjadi konsen Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kaltara. Percepatan regenerasi petani dilakukan untuk menjawab tuntutan zaman milenial dalam pembangunan pertanian nasional dan daerah. Peran generasi muda pertanian diperlukan dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian yang  prospektif dan berpeluang ekspor.

Didorong oleh Kementerian Pertanian, Provinsi Kaltara tak mau ketinggalan. Kaltara telah memiliki Duta petani milenial (DPM) yang diharapkan memberi kontribusi nyata dalam gerakan pembaharuan pembangunan pertanian, dan regenerasi SDM Pertanian, serta menjadi percontohan bagi masyarakat sekitarnya.

Ia adalah Sudirman (30), dari Kelompok Tani Padaidi, Desa Sungai Nyamuk, Sebatik Timur Kabupaten Nunukan binaan Penyuluh Pertanian pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sebatik. Ia berhasil meraih nominasi prestasi di tingkat Nasional sebagai Duta Petani Milenial mewakili Kaltara. Ia menampilkan komoditas Jamur Tiram Putih dengan penghasilan bulanan mencapai Rp 7 juta. Ia mengusung brand ‘Jamur Berdasi’.

“Dengan capaian prestasi ini menjadi suatu kebanggaan dan penyemangat bagi pegiat Jamur Tiram lainnya di Kaltara, bahwa capaian prestasi ini adalah bukti nyata melalui usaha Jamur Tiram yang dilakukan dengan tekun dan semangat pantang menyerah maka dapat menjadi sumber ekonomi bagi petani dalam mensejahterakan keluarga,” kata Wahyuni Nuzband, Kepala DPKP Kaltara, Ahad (26/4).

Sudirman dan 66 orang Duta Petani Millenial dari 34 provinsi di Tanah Air telah dikukuhkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada 13 April lalu melalui siaran komunikasi jarak jauh (video conference). Di saat yang sama, Menteri Pertenian juga mengukuhkan Duta Petani Andalan (DPA). DPM adalah petani yang berusia antara 19-39 tahun. Sedang DPA merupakan petani berusia di atas 39 tahun.

Berdasarkan penuturan Menteri Pertanian kata Wahyuni, anak-anak muda akan sangat terdorong terjun di bidang pertanian lantaran bisa memiliki peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia. “Maka dunia akan dalam genggaman petani milenial,” ujarnya.

Selain meningkatkan produktivitas tenaga kerja pertanian, petani milenial diharapkan meningkatkan produktivitas lahan dengan membudidayakan berbagai jenis komoditas unggulan seperti tanaman pangan, perkebunan, peternakan hingga hortikultura. Ditunjang teknologi, petani millennial diharap dapat menggandeng berbagai jaringan pemasaran yang ada untuk turut berkolaborasi dalam distribusi bahan pangan segar ke masyarakat sekitar melalui e-commerce demi menyingkat rantai pasok.

Wahyuni mengungkapkan, untuk menggaet anak-anak muda ikut terjun langsung, membangun minat dan perilaku generasi muda terdidik untuk berwirausaha petanian adalah tugas semua komponen terkait, bukan hanya DPKP.  Sebab sejumlah unsur penting harus dipenuhi untuk mendukung petani milenial antara lain akses modal atau lahan dan pendapatan, pelatihan, studi banding untuk meningkatkan wawasan dan cara pandang, fasilitas akses pasar atau jaminan pemasaran, akses informasi yang berkualitas, lingkungan sekitar yang mendukung, dan mengoptimalkan media sosial berbasis internet.

“Salah satu program Pak Jokowi dan Kementerian Pertanian untuk membentuk generasi muda mencintai sektor pertanian yaitu melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS). Melalui itu pemerintah ingin mencetak generasi muda yang menekuni serius dan mengelola pertanian secara baik, juga membekali generasi muda dengan metode pengetahuan pengolahan hasil pertanian sehingga menguntungkan,” ujarnya.

Read Previous

Mulai Siapkan Langkah Menyangga Pangan IKN

Read Next

Penanganan Covid-19 di Kaltara akan Dievaluasi

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular