• Selasa, 16 April 2024

Tradisi “Tulak Bala Buang Na’as” Wujud Budaya Asli Suku Banua di Kabupaten Berau

BERAU, Lensaku – Tradisi “Tulak Bala Buang Na’as” kembali digelar oleh masyarakat adat Suku Banua di Kampung Talisayan, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Rabu, (06/10/2021).

Tradisi tahunan masyakat Kampung Talisayan ini dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Berau H. Gamalis, S.E., Anggota Komisi I DPRD Berau Rudi Mangunsong, Kepala Kampung Talisayan Rahmat Setyawan, dan Kapolsek Talisayan,  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Forum Komunikasi Kecamatan Talisayan, dan Pemangku Adat Kecamatan Talisayan.

Tradisi “Tulak Bala Buang Na’as” merupakan tradisi asli Suku Banua yang dilakukan secara turun-temurun setiap Bulan Shafar dalam kalender umat muslim.

Selain mandi wajib dengan menggunakan daun linduang yang dituliskan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan dilakukan ke generasi penerus yang kemudian dilanjutkan oleh pembacaan doa tolak bala. Tradisi ini dii yakini dapat mengusir kesialan dan malapetaka terhadap generasi penerus.

Dalam kesempatan itu, Wabub H.Gamalis sangat mengapresiasi kepada seluruh panitia, khususnya masyarakat Talisayan sehingga kegiatan sakral ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.

*Tradisi ini harus dilestarikan, apalagi Kampung Talisayan akan dijadikan kampung wisata budaya di Kabupaten Berau”, Ujarnya.

Menurut Wabub, momentum ini bisa dijadikan destinasi wisata budaya kampung Talisayan, sehingga Berau tidak hanya mengandalkan wisata bawah laut, kepulauan dan wisata hutan, wisata budaya yang dimiliki masyarakat asli Berau yang memiliki kearifan lokal penting untuk dilestarikan dan dikenalkan ke wisatawan lokal maupun luar negeri, Imbuh Wabub.

“Saya sampaikan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar lebih fokus dan bisa menumbuh kembangkan tradisi lokal masyarakat Berau. Di era globalisasi dan moderenisasi ini, tradisi – tradisi kita harus dipertahankan agar tidak tergerus oleh zaman. Kelak anak cucu kita tetap mengenali budaya para leluhurnya”, Kata Wabub.

Diwaktu yang sama, panitia pelaksana, Karibal Jamrah mengungkapkan, Tradisi ini sudah dilakukan sejak 15 tahun oleh masyarakat Talisayan. Adapun upacara adat yang dilakukan seperti mandi linduang yang dilakukan kepada para  generasi penerus dan membagikan makanan-makanan tradisional seperti amplang atau serabi kepada masyarakat dari rumah ke rumah.

“Selain memohon doa tula bala dari segala macam mara bahaya, tradisi ini jiga dapat menjalin silaturahmi dalam keberagaman di masyarakat”, Jelas dia.

Masyarakat kami percaya dengan tradisi Tula Bala dan Buang Na’as yang kita lakuakan setiap buoan Shafar ini  dapat menjauhakan generasi penerus kami Dari mara bahaya dan dan bencana, namun semua itu karena Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT”, Tutup Ketua Panitia.(Chr).

Read Previous

Gubernur Dorong Pembentukan Fakultas Kedokteran UBT

Read Next

Pemkab Tana Tidung Siap Fasilitasi Lahan Pembangunan BTS

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular