• Rabu, 9 Oktober 2024

Abrasi Tak Kunjung Teratasi Menjadi Ancaman Untuk Masyarakat

ERAU, LENSAKU – Pulau Derawan yang menjadi salah satu lokasi wisata unggulan Kabupaten Berau saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, lantaran penyusutan luas semakin berkurang akibat abrasi yang terjadi sejak beberapa tahun lalu.

Dilihat berdasarkan data yang dimiliki konservasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Berau pada 2010 lalu, luas Pulau Derawan tercatat sekitar 38 hektare. Namun, luasnya kini berkurang menjadi 34 ha.

Terkait abrasi yang melanda Pulau Derawan tersebut, Kepala Kampung setempat, Bahri, mengatakan banyak bangunan bersejarah seperti landasan helipad, lapangan voli, bahkan satu rumah resort tenggelam tergerus arus air laut. Tiap tahunnya 5 sampai 6 meter bibir pantai tergerus.

“Banyak bangunan bersejarah yang sudah hilang akibat abrasi yang semakin parah tersebut. Bahkan sekarang, satu bangunan terlihat telah rubuh,” Sampai Bahri pada Jumat (04/03).

Diakui oleh dirinya, untuk mengantisipasi abrasi tersebut semakin meluas, pihaknya telah mengusulkan penanganan disetiap Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) namun tak kunjung direalisasikan.

Bahri menuturkan untuk mengatasi bencana tersebut membutuhkan biaya milyaran. Sedangkan, untuk menggunakan Alokasi Dana Kampung (ADK) tidak mungkin dilakukan.

“ADK tidak mungkin bisa dijadikan solusi untuk menangani abrasi tersebut walaupun sudah diakumulasikan dengan APBN,” Jelasnya.

Untuk pemasangan penangkal ombak, diterangkan Bahri sudah diusulkan. Pada tahun 2017 lalu, sudah ada pihak yang melakukan peninjauan dan melakukan pengukuran. Namun, belum ada dilakukan pengerjaan hingga saat ini.

“Tahun 2017 lalu sudah ada pihak yang melakukan pengecekan, bahkan sudah mengukur kedalaman. Namun, belum ada juga solusi sampai saat ini,” Terangnya.

Dirinya berharap semoga secepatnya ada solusi yang pasti dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terkait pengerjaan masalah abrasi ini, mengingat Derawan adalah salah satu pariwisata unggulan dan tidak hanya menjadi cerita nantinya.

“Derawan ini kan salah satu pariwisata bahari dan unggulan, masa tidak pihak yang mau memperhatikan masalah ini,” Harapnya.

Lebih lanjut, Dikatakan Wakil Bupati Kabupaten Berau, Gamalis, persoalan abrasi yang menimpa Pulau Derawan telah menjadi perhatian sejak lama. Penganggaran alat dan barang yang dibutuhkan untuk meminimalisir bencana tersebut pun telah dilaksanakan.

Namun, Pemerintah Kabupaten Berau tidak bisa menindak lanjuti permasalahan tersebut, lantaran abrasi yang melanda Pulau Derawan merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dengan Pemerintah Pusat. Sehingga, menurut Gamalis, Pemprov dan Pemerintah Pusat harus segera mengatasi permasalahan ini.

“Ini sudah sangat mengancam kehidupan masyarakat, semoga Pemprov atau Pemerintah Pusat untuk ambil langkah cepat mengatasi permasalahan abrasi ini,” Ujarnya.

Untuk itu, Gamalis melakukan tindakan tegas. Sehingga perlu dilakukannya sistem jemput bola atau membuat permohonan yang dikirimkan kepada Kementerian agar abrasi yang terjadi bisa ditindak lanjuti dengan cepat.

Terakhir, bila abrasi ini terus dibiarkan dan tidak ada pihak yang mengambil langkah cepat untuk memberikan solusi, maka Pulau yang terkenal dengan bangunan bersejarah dan eksotis tersebut terancam hilang.

“Ini tentu menjadi perhatian Pemkab Berau. Namun, ini harus segera mendapatkan penanganan, mengingat pulau ini pernah memiliki bangunan bersejarah,” Pungkasnya. (Dez)

Read Previous

Perusahaan Tidak Melek Terhadap Kebutuhan Kampung, Siap – Siap Risiko Ditutup

Read Next

Membuka Dialog Publik, Hetifah : Dialog Ini Penting karena kolaborasi sangat dibutuhkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular