• Jumat, 29 Maret 2024

Lakukan Inspeksi Mendadak, DPRD Temukan Bermacam Permasalahan di RSUD dr Abdul Rivai

BERAU, LENSAKU – Guna memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berjalan maksimal, anggota Komisi 1 didampingi Ketua DPRD Berau, Madri Pani melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke RSUD dr Abdul Rivai pada Senin (30/5).

Madri Pani mengatakan, permasalahan yang ditemui dalam pelayanan rumah sakit, yakni penumpukan antrean masyarakat yang ingin mendaftar, alat medis yang tidak digunakan, mahalnya biaya penggunaan ambulance, dan juga persoalan parkir.

“Harapan saya dibawah direktur yang baru ini, semoga permasalahan di dalam rumah sakit ini bisa segera teratasi,“ ungkapnya.

Pelayanan prima terhadap masyarakat merupakan hal yang paling utama, jangan sampai terjadi penumpukan pasien khususnya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena itu yang paling vital. Teruntuk pendaftaran juga harus dicarikan solusinya, kalau memang hanya menerima pendaftaran online maka harus disosialisasikan dengan baik, sebab banyak masyarakat yang masih gagap teknologi jadi kesulitan untuk mendaftar pelayanan rumah sakit secara online.

“Ibaratkan dari 100 orang yang mendaftar, yang paham pendaftaran online hanya berkisar 30 orang,“ ucapnya.

Kalau memang pendaftaran menggunakan sistem online, bisa disiagakan petugas yang siap membantu, kalau perlu libatkan anggota DPRD karena bisa membantu sosialisasi saat reses ke dapil masing-masing.

“Intinya direktur rumah sakit harus bisa menginventarisir masalah apa yang dihadapi masyarakat sehingga ini menjadi perbaikan kedepannya, jangan hanya menuntut penggunaan anggaran tapi dalam pelayanan tidak maksimal,“ tegas Politikus Partai Nasdem itu.

Mantan Kepala Kampung Gurimbang tersebut juha menambahkan, ada beberapa alat yang sudah dibeli seperti alat cuci darah yang hinhha kini tidak difungsikan karena kurangnya SDM yang memadai, jadi jangan sampai APBD sudah digelontarkan untuk membeli tetapi tidak difungsuikan, alat itu dibeli guna melayani masyarakat.

“Jangan sampai masalah cuci darah saja masyarakat harus pergi keluar Kabupaten Berau, karena itu membebani masyarakat,“ tuturnya.

Saat sidak berjalan, didapati ruangan sudah penuh dan bahkan ada pasien yang dirawat di lorong ruangan. Dikatakannya, memang ada wacana pembangunan rumah sakit, tetapi kalau dengan status rumah sakit Tipe-B itu salah, itu kebijakan provinsi, lalu jika dilihat dari RPJMD secara spesifik tidak ada menyebutkan pembangunan rumah sakit Tipe-B. Itu menjadi masalah jika dibangun karena bukan merupakan kewenangan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab), boleh mengusul tapi dengan catatan melalui mekanisme prosedural yang baik.

“Jangan sampai saya dianggap menentang keinginan untuk memiliki rumah sakit, tetapi karena ini bertentangan dengan regulasi yang ada dan,“ pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD dr Abdul Rivai, Jusram, mengatakan dalam memimpin rumah sakit itu dirinya berupaya membenahi permasalahan yang selama ini terjadi. Ditegaskan Jusram, ia mengimbau seluruh staff dan karyawan untuk memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.

“Perbaikan pelayanan kepada masyarakat tentu yang paling utama,“ kata Jusram.

Ditambahkan pemimpin rumah sakit plat merah itu, bahwasannya perbaikan kinerja berkaitan dengan akreditasi rumah sakit. Jadi dalam akreditasi tersebut salah satu hal yang dinilai adalah tentang tata kelola rumah sakit, kemudian sistem pelayanan rumah sakit. Seiring kelengkapan akreditasi, staff rumah sakit akan mulai berbenah dan melengkapi hal yang masih dirasa kurang. Jika tim penilai melihat adanya ketidaksesuaian tentang program kerja dengan apa yang dijalankan pasti tim penilai akan memberikan catatan.

“Akreditasi kita sekarang utama dengan rumah sakit tipe-C, dan akan kita memiliki target meningkatkan akreditasi paripurna, mudah-mudahan bisa tercapai,“ tutupnya. (Dez)

Read Previous

Pembangunan Kembali Pagar Stadion Akan Segera Dilakukan

Read Next

Diberi Gelar Bangsawan, Pimpinan Pikul Aset Budaya

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular