• Jumat, 29 Maret 2024

Pemkab Berau Jadikan Maratua “Entry Point” Peningkatan Ekonomi Pariwisata

BERAU, LENSAKU – Peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata terus menjadi potensi yang dilirik oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Pihaknya pun memilih Pulau Maratua sebagai “entry point” atau pintu masuk untuk mewujudkan hal tersebut.

Pasalnya, Asisten 2 Bidang Pembangunan dan Perekonomia Setkab Berau, Agus Wahyudi mengatakan, sebanyak 56 persen sumber perekonomian Kabupaten Berau masih ditopang oleh sektor pertambangan batu bara. Sedangkan, untuk 44 persen lainnya dibagi dalam berbagai sektor, mulai dari perkebunan, perhotelan, termasuk pariwisata.

Pemkab Berau pun berkomitmen untuk tidak ketergantungan hanya dari sektor pertambangan saja. Agus menilai, sektor batu bara yang bersifat tidak tetap dan punya jangka waktu membuat Pemkab Berau harus memulai pengembangan potensi baru dalam menjaga stabilitas perekonomian di Kabupaten Berau.

“Seandainya, sektor pertambangan batu bara ini tidak ada artinya Berau akan kekurangan 56 persen. Akan tetapi, apakah kita harus tetap bertahan dengan itu? Tentu tidak, oleh karena itu kita harus sudah mempersiapkan melalui konsep tourism atau pariwisata,” tuturnya, Rabu (13/7).

Menurut mantan Kepala Baplitbang Berau itu, ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan Bumi Batiwakkal untuk mulai fokus pada sektor pariwisata. Diantaranya faktor pemindahan ibu kota negara (IKN) Nusantara ke Pulau Kalimantan. Pemkab Berau harus sedemikian rupa menyambut kedatangan ibukota baru itu melalui pariwisata.

“Dengan adanya IKN, kegiatan-kegiatan kenegaraan, seperti konferensi, bisa nanti kita promosikan Maratua sebagai tuan rumahnya. Oleh karena itu, saya ajukan ke gubernur harus dipersiapkan lahan mulai dari sarana dan prasarana di Kabupaten Berau. Jadi, Maratua yang akan dipersiapkan menjadi pusat pariwisatanya,” terangnya.

“Makanya, kami ga tanggung-tanggung menggiatkan investasi pariwisata. Mulai dari adanya bandara di Maratua. Termasuk saat ini, panjang landasannya masih 1.600 meter. Ke depan, runway di Bandara Maratua bakal diperpanjang,” sambungnya.

Adapun persiapan yang tengah digenjot oleh Pemkab Berau, yakni bekerja sama dalam hal pengembangan pariwisata. Yaitu bekerjasama dengan Pemerintah Republik Seychelles dalam hal menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Jadi, negara itu merupakan negara dengan pariwisata laut yang kondisi kepulauan di sana mirip dengan kondisi di Maratua, mulai dari wisata diving-nya dan alam bawah lautnya. Makanya, negara itu melirik kita. Kebetulan duta besar negara itu untuk ASEAN dan Asia Pacifik adalah orang asli Indonesia, yang sudah menetap dan berkewarganegaraan di sana,” katanya.

Agus pun menegaskan, kerjasama dengan negara kepulauan di timur daratan Afrika itu bukanlah untuk franchise. Akan tetapi, murni untuk branding dan mempromosikan wisata Maratua dalam mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan.

Dikatakan Agus, mereka berkomitmen ingin membuat resort bintang lima di Pulau Maratua agar dapat membawa wisatawan dari Seychelles atau mancanegara lainnya. Termasuk berkomitmen untuk membangun bandara dengan panjang runway minimal 2.500 M. Tujuannga, agar maskapai luar negeri seperti Emirates dan Etihad dapat mendarat langsung dari Seychelles ke Maratua.

“Kami sudah membuat MoU dengan Seychelles, atas prakarsa negara itu sendiri. Jadi nanti mereka menjual paket langsung destinasi wisata, setelah wisatawan dari Seychelles lanjut ke Maratua. Memang, wisatawan asing di Seychelles itu sangat banyak dan bisa mempromosikan Maratua sebagai pusat pariwisata di Borneo,” pungkasnya. (*/CTN)

Read Previous

Bupati Berau Dorong Transaksi Produk Lokal Lewat Kawasan UMKM Terpadu

Read Next

Pemkab Berau Bentuk Tim Koordinasi Jelang Penutupan Jembatan Sambaliung

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular