• Minggu, 8 Desember 2024

Jelang Pencoblosan, Anggota Komsi I DPRD Kaltara  Ajak Masyarakat Tolak Politik Uang

DPRD, KALTARA, LENSAKU – Anggota Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Herman. S.Pi mengajak masyarakat menolak money politic atau politik uang. Herman pun, mengajak tokoh masyarakat, pemuka agama, publik figur dan semua pihak menyerukan sekaligus mensosialisasikan tolak politik uang.

“Politik uang harus dilawan, harus terus disosialisasikan kepada masyarakat bahwa politik uang itu berbahaya, dan ini tugas kita bersama untuk mensosialisasikannya,” ujarm politisi PKB ini kepada lensaku.

Herman mengatakan, politik uang sangat berbahaya karena ujungnya hanya akan melahirkan pemimpin yang hanya peduli terhadap kelompok atau golongannya. Nantinya, pemimpin yang disetir oleh segelintir pemodal dan memunculkan pemimpin yang tak punya kapasitas mumpuni sebagai pemimpin.

Politik uang juga, kata dia, merusak Pemilu dan demokrasi. Politik uang hanya akan menyuburkan korupsi, keputusan-keputusan yang hanya menguntungkan kelompok atau golongan tertentu karena kembali lagi politik uang politik yang berbiaya mahal.

“Politik uang politik berbiaya mahal, menarik suara atau simpati masyarakat dengan sogokan bukan karena kepercayaan atau program. Hasilnya, tentu saja pimpinan yang jauh dari kapasitasnya,” katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, politik uang harus dilawan bersama-sama. Kampanye anti politik uang harus dimasifkan kembali, dan instrumen pengawasan harus lebih ketat dalam mengawasi politik uang.

“Ayo awasi dan laporkan ke piihak berwajib apabila menemukan adanya transaksi politik uang, jangan mau suara kita dimanfaatkan hanya untuk kepentingan sesaat, untuk Kaltara maju dan sejahtera hanya satu kata, lawan politik uang di Pilkada serentak 2024”, pungkas Herman. (adv/rdk)

 

 

 

Read Previous

Logistik Pilkada di Distribusi, Sekda Tekankan Jaga Kekompakan

Read Next

Sanksi Money Politik, Pemberi dan Penerima Diancam Dipidana

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

error: Konten dikunci!