Tanjung Selor – Lensaku.id. Disela-sela dinamika terhadap meluasnya wabah virus covid-19, Indonesia kini di hadapkan dengan naiknya kurs Dollar terhadap Rupiah, yang awalnya Rp. 13.920.00, melunjak hingga kini 16.156.92, mendekati Rp. 17.000.00 per USD.
Faktor kenaikan Dollar yang semakin tinggi hingga hari ini membuat tugas baru bagi pemerintah yang harus bekerja ekstra dalam menghadapi permasalahan internasional ataupun nasional.
Aslan,M.Ec,Dev. Salah satu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kaltara mengatakan bahwa indikator oleh kebijakan Amerika Serikat yang menaikan kurs Dollar, ini mengalami perubahan 15%, terkhusus sektor-sektor industri yang berwilayah di perdagangan ekspor impor.
Di daerah Kalimantan Utara dampak dari kenaikan kurs Dollar ini akan terjadi kerugian namun hal ini masih dalam bahasa bentuk asumsi saja. Langkah-langkah yang harus di lakukan dalam menghadapi problematika ini adalah, setelah wabah covid -19 berlalu, pemerintah harus kerjasama dengan masyarakat dalam peningkatan pariwisata guna meningkatkan pemasukan negara untuk menghadapi lonjakan-lonjakan terhadap ketergantungan Dollar.
Adi Aspian Nur, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kaltara, juga mengatakan melemahnya Rupiah terhadap Dollar sebenarnya sudah terjadi sebelum ada wabah virus corona.
“Setelah terjadi pandemi virus ini, muncul kekhawatiran oleh pelaku ekonomi terkait terjangkitnya virus tersebut kepada pelaku ekonomi, sehingga mereka seperti panik dan menjual “save heaven” kemudian di tukar dalam bentuk Dollar tunai.” Pungkasnya.
