Lensaku.ID – Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menyelesaikan produksi 7 juta dosis vaksin COVID-19 yang bahan bakunya berasal dari Sinovac.
“Dari 15 juta dosis bahan baku tahap pertama, itu samapai kemarin sudah selesai di produksi 7 juta dosis,” ujar Honesti saat diwawancarai InfoPublik, Rabu (3/2/2021).
Kemudian, jelas Honesti, dari yang sudah berhasil di produksi itu, Bio Farma melakukan quality control (QC) sekitar 14 hari. Setelah selesai QC, Bio Farma akan mengirimkan dokumen hasil QC-nya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan Lot Release.
Lot release merupakan persyaratan dari World Health Organization (WHO), berupa proses evaluasi yang dilakukan oleh Otoritas Obat setiap negara terhadap hasil uji dan/atau review dokumen mutu lot/batch suatu produk vaksin untuk menjamin mutu setiap lot/batch vaksin tersebut
“Kalau dari BPOM sudah mendapatkan lot release-nya, tinggal kita menunggu dari Kementerian Kesehatan untuk pendistribusiannya, nanti Kementerian Kesehatan yang menentukan daerah-daerah mana saja yang harus dikirim vaksin,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini pabrik farmasi ini sudah menerima bahan baku vaksin COVID-19 dari Sinovac yang pada tahap pertama sebanyak 15 juta dosis dan tahap kedua sebanyak 10 juta dosis.
Dikatakan Honesti, untuk bahan baku vaksin COVID-19 tahap pertama yang sebanyak 15 juta vaksin, jika seleuruhnya di produksi akan bisa menghasilkan sekitar 12 juta vaksin. Tapi, tentunya Bio Farma melaksanakan produksinya secara bertahap, tidak langsung 15 juta itu diproduksi.
Dalam satu minggu itu ada 3 batch production yang dilakukan Bio Farma. Tiap 1 batch lebih kurang sebanyak 1 juta dosis hasil produksinya.
Demikian juga dengan 10 juta dosis bahan baku tahap kedua yang baru datang pada Selasa (2/2/2021), tentunya Bio Farma akan memproduksinya secara bertahap setelah yang 15 juta pertama, selesai.
“Jadi, jika sudah selesai yang pertama, kita kan terus lanjut produksi berikutnya. Dari 7 juta dosis yang sudah berhasil di produksi masih dalam tahap QC-nya, mungkin untuk batch pertama dari produksi ini sudah selesai QC-nya,” pungkasnya.
Sementara Bambang Heriyanto selaku Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi COVID-19 Bio Farma menjelaskan bahwa bahan baku vaksin COVID-19 produksi Sinovac sejumlah 10 juta dosis sudah di Bio Farma pada Selasa (2/2/2021). Selain dari 10 juta dosis tersebut, sudah tiba juga 1 juta dosis overfill dalam bentuk setengah jadi, yang merupakan ekstra volume yang diberikan Sinovac untuk mengantisipasi proses produksi yang nantinya akan dilakukan Bio Farma.
“Dosis vaksin overfill adalah ekstra volume yang diberikan oleh pihak Sinovac. Dosis tambahan tersebut diberikan Sinovac untuk mengantisipasi saat pemrosesan yang dilakukan di Bio Farma. Jadi sebagai bentuk antisipasi jika terjadi ketumpahan atau vaksin yang tidak sengaja tercecer saat proses produksi,” kata Bambang.
Dikatakan Bambang, bahan baku yang diterima merupakan bagian dari rencana mendatangkan bahan baku dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis untuk tahun 2021 yang pengirimannya akan dilakukan secara bertahap hingga bulan Juli 2021 mendatang. Sebelumnya direncanakan hingga November 2021, namun ada percepatan sehingga dimajukan menjadi Juli 2021.
Bambang mengungkapkan, 15 juta dosis bahan baku vaksin tahap pertama yang tiba pada 12 Januari silam sudah mulai diproses dan diperkirakan akan selesai produksinya pada tanggal 11 Februari mendatang.
“Untuk yang kedatangan berikutnya, yang pada hari ini (tahap kedua), akan mulai diproses pada tanggal 13 Februari dan diharapkan selesai 20 Maret 2021,” ungkap Bambang.
Bambang menuturkan bahwa semua bahan baku yang telah diolah menjadi vaksin jadi, harus melalui serangkaian uji mutu (quality control) yang ketat yang dilakukan oleh laboratorium Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“BPOM akan mengeluarkan hasil uji dalam bentuk lot release. Untuk vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma dan batch pertama diperkirakan akan selesai pada minggu kedua Februari 2021,” ujarnya. [infopublik]