• Jumat, 22 November 2024

Dinkes Kaltara Dukung Pengembangan Obat Tradisional

Lensaku.ID – Pelayanan kesehatan tradisional yang dijalankan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara atau Dinkes Kaltara sejalan dengan program Pemerintah Pusat.

Dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan misi memanfaatkan dan mengembangkan teknik dan olah pikir. Serta pemanfaatan tumbuh-tumbuhan berkhasiat. Yakni melalui uji empiris untuk pengobatan dan menjaga stamina tubuh, khususnya selama masa pandemi Covid-19.

“Program ini selaras dengan kebijakan Gubernur Kaltara Zainal A. Paliwang yang mengutamakan kearifan lokal dalam berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kaltara, Dedy Prasetya Noor, Rabu (24/3/2021).

Dalam menjalankan program tersebut, Dinkes Kaltara menggandeng pengusaha lokal yang memanfaatkan tanaman khas Kalimantan, untuk diolah menjadi jamu siap minum.

“Tidak perlu repot-repot lagi, mencari tumbuhan ke dalam hutan, mengupas, menjemur bahan, membersihkan dan memasak. Kita sudah siapkan semuanya,” ujarnya.

Menurut Deddy, produk jamu yang produksi melalui binaan Bidang Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes ini, belum diberi nama.

Deddy menambahkan bahan jamu dari pengusaha loka,l terbuat dari bahan dasar tumbuhan hutan yang telah diteliti manfaat dan khasiatnya, oleh beberapa universitas ternama di Indonesia.

“Tumbuhan yang ada di sekitar kita sangat banyak macam dan kegunaannya, hanya saja masyarakat luas belum mengetahui cara pemanfaatannya serta khasiatnya.” ungkapnya.

Rencananya Dinkes Kaltara akan membangun Griya Sehat sebagai tempat pelayanan kesehatan alternatif yang bermutu dan sesuai standar dari Kemenkes RI.

Tak hanya itu, Dinkes Kaltara juga berencana membangun Sentra Pengembanan dan Penerapan Pengobatan Tradisional yang di dalamnya merupakan pusat penelitian tentang pengobatan tradisional dan obat tradisional.

“Diharapkan akan muncul penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat Kaltara dan mahasiswa terkait teknik dan tanaman obat tradisional, khususnya obat khas Kaltara,” ujarnya.

Menurut Deddy, pemanfaatan tanaman obat tradisional dapat mengurangi angka kesakitan dengan menerapkan pengobatan yang bersumber dari tanaman obat yang telah dikenal minim efek samping ketimbang obat-obatan kimia.

Di sisi ekonomi masyarakat pelaku usaha petani lokal tanaman obat, akan mendapatkan dampak peningkatan perekonomian, dan konsumen bisa mendapatkan obat-obatan yang lebih murah ketimbang obat konvensional.

“Harapannya melalui program kesehatan tradisional ini bisa mendatangkan para investor yang ingin menanamkan investasinya berupa Pabrik Jamu di Kaltara,” katanya.

“Sebagai informasi para pelaku usaha juga pada kesempatan ini menginginkan produk jamu mereka dengan kesediaan bapak gubernur jika berkenan dapat memberikan nama pada produk jamu “belum ada nama” ini secara simbolik nantinya,” tambah Deddy. (sur)

Read Previous

Tim Pengawasan Orang Asing di Kaltara Terbentuk

Read Next

Usai Dilantik, K2SI Siap Dukung Program Pemkab KTT

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

error: Konten dikunci!