LENSAKU.ID – Kajian Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menemukan 35 gua di Gunung Batu Benau yang terbentang dari Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) hingga Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal tersebut disampaikan Ketua Kelompok Kajian Karst UGM, Prof. Eko Haryono, seperti dilansir Suara.com.
“Potensi geologi terekam dengan ditemukannya 35 gua, diantaranya gua besar dengan sungai bawah tanah yang panjang, bentuk gua bervariasi dari terowongan panjang hingga bentuk vertikal/sumur,” katanya.
Daerah ini juga memiliki potensi keanekaragaman budaya. Yakni masyarakat adat Punan Batu yang berdasarkan penelitian Lembaga Eijkman memiliki keunikan genetik dan budaya. Suku Batu Puna juga menggunakan gua, masih bercorak berburu dan meramu, sehingga mereka sangat bergantung pada keberadaan hutan. Potensi keanekaragaman hayati juga telah diidentifikasi di daerah tersebut.
“Sampai saat ini, belum ada kajian yang komprehensif tentang keanekaragaman hayati dan budaya terkait pengembangan taman lanskap,” kata Niel Makinuddin, Manajer Senior YKAN.
Sementara itu, untuk pengembangan menjadi geopark (land park), harus ada keterkaitan antara pusaka geologi, budaya, dan hayati, yang ketiganya disebut sebagai pusaka tanah.
“Keberadaan subsuku Batu Puna dan tutupan hutan yang baik merupakan indikasi potensi pusaka,” ujarnya. Gunung Batu Benau merupakan formasi karst utara-selatan dengan panjang sekitar 15 kilometer dengan lebar rata-rata 4 kilometer dan luas 36 km2.
Sebagian besar kawasan karst Gunung Batu Benau berada di Wilayah Administratif Kabupaten Bulungan. Sisanya berada di Kabupaten Berau.
Niel mengatakan, dilakukan diskusi kelompok dan kunjungan pada Jumat (17/3/2023), dengan topik menggali potensi tanah pusaka di Kabupaten Bulungan untuk pengembangan Geopark Gunung Batu Benau.
Diskusi ini dihadiri perwakilan organisasi perangkat daerah sesuai usulan Taman Bumi Gunung Batu Benau sebagai geopark dan destinasi wisata baru.
