TANJUNG SELOR, LENSAKU — Bupati Bulungan, Syarwani menegaskan bahwa mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diharapkan mampu memberi manfaat nyata dan meninggalkan jejak positif bagi masyarakat desa yang menjadi lokasi pengabdian. Hal itu disampaikan saat melepas 416 mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (UBT) di Aula Rumah Jabatan Bupati, Rabu (18/6).
“Mahasiswa KKN tidak boleh sekadar hadir, tetapi harus memberi kontribusi yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Kehadiran adik-adik mahasiswa harus membawa perubahan yang nyata, meski kecil, namun berdampak,” tegas Syarwani dalam sambutannya.
Program KKN UBT, yang rutin dilaksanakan dua kali dalam setahun, pada periode kedua tahun ini melibatkan 1.540 mahasiswa yang disebar ke lima kabupaten/kota di Kaltara. Khusus di Bulungan, sebanyak 416 mahasiswa akan diterjunkan ke 32 desa dalam kelompok terpisah.
“Saya apresiasi atas keterlibatan aktif perguruan tinggi, khususnya UBT, dalam mendukung pembangunan daerah,” ungkapnya.
Ia berharap kehadiran mahasiswa KKN mampu menjadi mitra strategis pemerintah desa dalam mengakselerasi program prioritas Bulungan. Salah satu program andalan yang saat ini digalakkan adalah Mandau Tani, yaitu strategi pembangunan pertanian terintegrasi dari hulu ke hilir yang melibatkan multi-stakeholder, termasuk dunia akademik.
“Kami ingin sektor pertanian Bulungan dikelola secara serius, modern, dan berkelanjutan. Inilah ruang besar bagi mahasiswa KKN untuk terlibat aktif,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Syarwani memaparkan capaian pertanian di Desa Sajau Hilir yang telah memiliki sekitar 300 hektare (ha) sawah produktif dengan rerata produksi 3–5 ton per ha. Saat ini, Bulog membeli gabah petani seharga Rp6.500 per kilogram (kg), sesuai dengan kebijakan Presiden.
“Sekarang ini, transaksi gabah petani sudah mencapai 150 ton,” bebernya.
Di sisi lain, Pemkab Bulungan juga tengah mendorong generasi muda agar terlibat dalam sektor pertanian melalui Program Muda Berdaya dan pembentukan Brigade Tani. Hingga kini terdapat 21 Brigade Tani aktif yang tidak hanya berkecimpung dalam kegiatan bertani, tetapi juga mengembangkan bisnis dan inovasi pertanian.
“Generasi muda jangan takut bertani. Melalui Brigade Tani, mereka bisa bertani dengan cara yang modern, produktif, dan tentunya menguntungkan,” imbuhnya.
Pengembangan komoditas unggulan seperti jagung dan ayam potong juga tengah berlangsung di Desa Gunung Putih dan Desa Apung, dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk Polda Kalimantan Utara. Sementara di Desa Antutan dan Pejalin, pengolahan kakao telah meningkat hingga menghasilkan produk cokelat bubuk dan batangan dengan harga jual yang kompetitif. Kakao kering Bulungan kini mampu menembus harga di atas Rp100 ribu per kilogram. Seluruh program ini, dijalankan melalui kolaborasi erat antara pemerintah desa, kecamatan, dan seluruh perangkat daerah.
“Keselarasan antara RPJMD kabupaten dengan RPJMDes dan APBDes di desa sangat penting. Mahasiswa KKN harus menjadi jembatan informasi dan mitra efektif dalam proses pembangunan di lapangan,” pungkasnya. (adv/rdk2).