• Rabu, 5 November 2025

Sinergi Lintas Divisi Astra Financial Membidik Ekosistem Hijau

Lensaku.ID – Banyak yang bicara soal “industri hijau”, tapi jika kita sorot lensanya lebih dekat, transisi ini bukanlah satu masalah tunggal. Ini adalah sebuah ekosistem rumit yang saling terkait.

Sebuah pabrik tidak bisa “hijau” sendirian. Apa gunanya memasang panel surya jika rantai pasoknya—para UMKM pemasok komponen—masih boros energi? Apa gunanya proses produksi bersih jika armada truk logistik yang mengangkut barang masih menyemburkan asap hitam?

Mengganti satu mesin tua butuh modal. Mengganti armada logistik butuh modal besar. Membimbing UMKM pemasok butuh modal dan pendampingan. Inilah realitas di lapangan: transisi keberlanjutan adalah labirin finansial.

Di sinilah peran institusi keuangan diuji. Mereka tidak bisa lagi hanya menawarkan satu produk pinjaman. Mereka harus mampu melihat gambaran besarnya.

Astra Financial memahami kompleksitas ini dan menjawabnya dengan sebuah proposisi kuat. Sebagai pilar bisnis keuangan, Astra Financial merupakan divisi jasa keuangan Astra yang menghadirkan layanan One Stop Financial Solution.

Jika kita “membidik” lebih dalam, frasa “One Stop Financial Solution” ini bukan sekadar slogan, melainkan sebuah strategi sinergi yang dieksekusi oleh berbagai lini bisnisnya untuk “mengepung” masalah dari berbagai sudut.

Transisi seringkali berpihak pada yang besar dan melupakan yang kecil. Padahal, industri manufaktur sangat bergantung pada rantai pasok UMKM. Margono Tanuwijaya, Direktur Utama FIFGROUP, menyorot titik vital ini.

“Bagi kami di FIFGROUP, keberlanjutan adalah tentang inklusivitas,” tegas Margono. “Dukungan kami tidak hanya untuk korporasi besar, tetapi juga menyentuh UMKM dalam rantai pasok industri. Kami menyediakan skema pembiayaan yang memudahkan mereka mengadopsi teknologi bersih.” Ini adalah langkah krusial untuk memastikan transisi terjadi secara merata.

Setelah pabrik dan pemasoknya “hijau”, lensa beralih ke arteri yang menghubungkan mereka: logistik. Di sinilah jejak karbon terbesar sering tersembunyi. Astra Financial memfokuskan dua lini bisnisnya di sini.

Hendry Christian Wong, Presiden Direktur ACC, melihatnya sebagai keharusan. “Sektor logistik industri adalah urat nadi perekonomian. Kami di ACC berkomitmen penuh memfasilitasi transisi armada komersial, dari truk hingga kendaraan operasional, ke opsi yang lebih ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik atau yang berstandar emisi Euro 4 ke atas.”

Fokus ini diperkuat oleh TAF. Agus Prayitno Wirjawan, Presiden Direktur TAF, menyoroti sisi inovasi mobilitas. “Masa depan industri lekat dengan mobilitas yang efisien dan bersih. TAF berperan aktif dengan menawarkan solusi pembiayaan yang adaptif… untuk adopsi kendaraan elektrifikasi, baik hybrid maupun battery electric vehicle,” ujarnya.

Sinergi ACC dan TAF ini penting: mereka mengurus transisi dari armada angkutan berat hingga kendaraan operasional yang lebih lincah.

Investasi pada teknologi baru, seperti energi terbarukan, selalu memiliki risiko. Melengkapi ekosistem ini, unit bisnis seperti Asuransi Astra hadir untuk memberikan manajemen risiko, memastikan bahwa perusahaan yang berani berinvestasi hijau tetap terlindungi.

Bagi industri nasional, model sinergis inilah jawabannya. Ini bukan lagi soal mencari pinjaman di satu tempat dan asuransi di tempat lain.

Kekuatan Astra Financial terletak pada kemampuannya melihat keseluruhan ekosistem industri, lalu “membidik” setiap komponennya—dari UMKM, operasional pabrik, hingga logistik—dengan solusi finansial yang spesifik. Mereka bukan sekadar kasir, tapi mitra strategis yang menyediakan gambar utuh untuk masa depan industri yang lebih berkelanjutan.

Read Previous

Pajak Reklame di Bulungan Naik 1000 Persen, dari Rp 590.000 Menjadi Rp 7 Juta?

Read Next

Momen Bersejarah di Malinau, Iwan Fals dan Keluarga Tanam Pohon untuk Jaga Kelestarian Alam

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

error: Konten dikunci!