SEJURUS dengan pertumbuhan penduduk di Kaltara, maka jumlah angkatan kerja pun meningkat. Hal ini memerlukan sejumlah upaya agar angkatan kerja itu mampu diserap pada dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang ada di Kaltara. Untuk menciptakan lapangan usaha baru tersebut, Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengakui bahwa kuncinya adalah investasi.
“Dibukanya keran investasi akan mempercepat perguliran perekonomian di Kaltara. Investasi juga akan memicu pertumbuhan DUDI di Kaltara, yang artinya penyerapan tenaga kerja pun akan meningkat. Seiring kebutuhan DUDI akan tenaga kerja,” kata Gubernur.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), jumlah angkatan kerja terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada 2015, angkatan kerja tercatat sebanyak 283.102 orang. Lalu pada 2016 mencapai 288.522 orang, 2017 naik menjadi 330.731 orang, 2018 naik lagi hingga 341.197 orang, dan tahun lalu sebanyak 356.282 orang.
Sementara jumlah penduduk bekerja, pada 2015 sebanyak 267.023 orang, 2016 mencapai 273.423 orang, 2017 naik menjadi 312.416 orang, 2018 terus naik menjadi 323.400 orang, dan 2019 naik lagi menjadi 335.601 orang. “Namun, tak dapat dipungkiri bahwa penduduk di Kaltara ini, adapula yang belum memiliki keahlian sesuai kebutuhan DUDI. Akibatnya, mereka tak dapat bekerja dimanapun sehingga menjadi pengangguran. Dan, hal ini terus menjadi pemikiran untuk diatasi,” jelas Irianto.
Adapun jumlah pengangguran di Kaltara, tercatat pada 2015 sebanyak 16.693 jiwa, 2016 sebanyak 11.228 jiwa, 2017 16.774 jiwa, 2018 16.272 jiwa, dan tahun lalu 20.681 jiwa.
Atas keberhasilan tersebut, Pemprov Kaltara mendapatkan penghargaan di bidang ketenagakerjaan. Kaltara menjadi salah satu provinsi yang mendapatkan penghargaan Indeks Prestasi Pembangunan Ketenagakerjaan (Integra) 2018. Dalam hal ini, Provinsi Kaltara memperoleh penghargaan untuk kategori indeks pembangunan ketenagakerjaan terbaik peringkat kedua berdasarkan urusan ketenagakerjaan kategori kecil.