Lensaku.ID – Gula tarik adalah salah satu jajanan asli Kalimantan Utara (Kaltara) yang mulai sulit ditemukan. Jajanan yang terlihat seperti ukiran Dayak dengan cita rasa manis ini mulai dirindukan oleh pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara.
Pada masa kerajaan sebelum Indonesia merdeka, gula tarik menjadi hidangan yang hadir di setiap acara besar Kesultanan Bulungan.
Para leluhur memiliki ritual dan syarat pembuatan yang jarang diketahui oleh khalayak umum. Kini, jajanan ini menjadi langka dan jarang ditemui.
Bersyukur, Lana sebagai salah satu sesepuh adat di Tanjung Palas, masih ingat betul proses pembuatan gula tarik ini.
Ia merasa prihatin dengan anak muda Benuanta yang mulai asing dengan gula tarik yang seharusnya menjadi jajanan lokal andalan.
“Kalau diminta, saya mau saja mengajarkan cara membuatnya. Anak-anak sekarang jarang yang kenal ini (gula tarik, red). Kami sedih kalau sampai jajanan ini punah,” ujar Lana saat ditemui di rumahnya.
Dalam kesempatan tersebut, wanita lanjut usia ini tengah sibuk merebus air dan gula yang menjadi bahan pembuatan gula tarik.
Bahannya tidak banyak, hanya gula dan air dengan takaran satu banding satu. Campuran keduanya direbus sekitar satu jam, kira-kira sampai warnanya berubah jadi kecokelatan seperti karamel.
“Kalau sudah, adonan disimpan di atas bulatan kayu ini, namanya simpi. Ketika nanti campurannya sudah mulai mengeras, kita gulung sambil ditarik pakai sawu,” tunjuk Lana pada benda yang berbentuk seperti tongkat kayu estafet.
Setelah ditarik pakai sawu, warna adonannya akan berubah menjadi putih. Kalau sudah begitu, langsung simpan di atas alas dan potong seperti ukuran jari.
“Nanti setelah itu gunting bagian kiri dan kanannya membentuk naga atau bentuk yang lainnya, sesuai kreatifitas saja,” sambungnya sambil memperagakan.
Lana berharap, jajanan tradisional khas Bulungan ini dapat dimunculkan dalam setiap kegiatan di Kaltara.
Ia merasa gerakan Gubernur Zainal dan Wakil Gubernur Yansen akan memberi gebrakan baru dalam mengembalikan kebudayaan yang mulai luntur di Kaltara.
Seperti diketahui, Wakil Gubernur Yansen TP dalam rapat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Jumat (19/2) lalu mengungkapkan, semua konsumsi pada kedinasan Pemprov Kaltara harus menggunakan produk lokal.
“Mulailah dengan penggunaan produk lokal Kaltara untuk mengulirkan pergerakan ekonomi di masyarakat. Konsumsi untuk keperluan rapat dan kedinasan Pemrpov Kaltara harus memakai produk petani lokal,” kata Yansen. (saq)