Tanjung Redeb- Lensaku.id. Menjelang era new normal, kurikulum pendidikan di tengah pandemi Covid-19 belum ada perubahan. Lantaran telah ada masukkan dari pihak DPR-RI, KPAI serta beberapa lembaga lainnya yang meminta Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyiapkan inovasi baru sistem pendidikan. Namun sejauh ini, sistem pendidikan tersebut masih belum kunjung hadir.
Di Berau, Kalimantan Timur, mendekati kurikulum ajaran baru tahun 2020. Siswa-siswi baik tingkat SD, SMP maupun SMA akan lebih berlama-lama lagi belajar di rumah. Lantaran wilayah Bumi Batiwakkal –sebutan Kabupaten Berau- masih berada di zona kuning. Sehingga pembelajaran secara tatap muka masih ditiadakan.
Meski kini pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Berau, telah menggagas adanya website di masing-masing sekolah dengan maksud lanjutan program kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi peserta didik melalui via daring. Namun yang menjadi permasalahan disini adalah tidak semua sekolah di Bumi Batiwakkal dapat mengakses fasilitas tersebut lantaran minimnya spot (jaringan internet) di sebagian wilayah.
Hal ini pun ditanggapi oleh Ketua Komisi I DPRD Berau, Feri Kombong, saat dikonfirmasi oleh awak media pada Senin (29/6) Siang. Feri –sapaan akrabnya- mengatakan untuk sistem pendidikan menjelang kurikulum ajaran baru dibutuhkan kreativitas dan inovasi dari sekolah maupun pihak Disdik Berau.
Menurutnya, kedua hal tersebut tidak hanya untuk wilayah kota di Bumi Batiwakkal. Melainkan, di wilayah pedalaman yang saat ini sulit dijangkau oleh akses internet tentu proses belajar mengajar harus dirumuskan dengan baik.
“Hal ini agar proses belajar mengajar tetap berjalan dan esensi dari kualitas pendidikan sendiri tidak menurun. Meskipun nantinya ada, tapi harus diminimalisir,” ujarnya pada Lensaku.id
Untuk wilayah yang saat ini belum mengakses website, ia akan melakukan kordinasi dengan pihak Disdik Berau agar nantinya baik wilayah pinggiran maupun pedalaman di Bumi Batiwakkal dapat menjalankan proses KBM.
“Untuk saat ini wilayah pelosok kan masih berjalan. Namun belum efektif, sebab hanya soal-soal tugas yang aktif diantarkan guru. Sedang, materi-materi yang harusnya didapatkan peserta didik belum diajarkan,” ujar Sekretaris DPC Gerindra tersebut.
Bila nantinya pihak terkait berpangku tangan pada orang tua murid. Tentu yang perlu diperhatikan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah terjauh. Sebab, bila tidak ada dorongan bisa menjadi masalah baru bagi pendidikan.
“Di rapat kordinasi nanti, kita akan membahas apakah nantinya disiapkan fasilitas atau dilangsungkan pendidikan secara tatap muka bagi wilayah terjauh,” tutupnya. (*/sgp).