Tanjung Redeb- Lensaku.id. Masyarakat Bumi Batiwakkal -sebutan Berau- keluhkan sistem pembelajaran sekolah online dan meminta sekolah tatap muka dibuka kembali. Hal ini dikarenakan sarana dalam menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) secara via daring seperti handphone dan laptop dikhawatirkan dapat menggangu kesehatan mata.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Iswahyudi saat ditemui oleh awak media pada Rabu (22/7) Pagi di kantornya mengatakan, penyelenggaraan KBM via online ini perlu memperhatikan waktu bagi peserta didik selama materi diajarkan.
Lantaran sarana pembelajaran yang dapat menyebabkan mata menjadi merah dan dampak lainnya, sehingga efektivitas dalam pembelajaran harus dilakukan.
“Kalau secara teknis penyebabnya apa belum bisa dijustifikasi, namun saat lelah bisa menimbulkan mata menjadi merah dan lain sebagainya,” ucap Eks Sekretaris Dinas P2TP2A Berau tersebut.
Dengan kondisi tersebut, Is -sapaan akrabnya- menambahkan, pilihannya cukup berat antara tatap muka dan via online.
Meski banyak masyarakat mengeluhkan, namin wabah virus non-alam masih melanda Bumi Batiwakkal. Sehingga via daring sementara ini menjadi alternatif, hingga wabah non-alam tersebut hilang dari peredaran.
“Iya sementara sistem tersebut menjadi alternatif karena Corona,” ungkapnya.
Agar tidak terjadi kekhawatiran wali murid, dirinya menyarankan agar nantinya sekolah membuka kembali sekolah secara tatap muka. Namun dalam waktu dekat hal itu masih belum diterapkan.
“Tapi sekolah ini harus yang berfikir. Berfikir maksudx yakni bisa menerapkan protokol kesehatan (protkes) pencegahan Covid-19. Dan itu tidak ada yang bersentuhan satu sama lain dan beberapa hal lainnya,” terangnya.
Lantaran belum zona hijau, sehingga dirinya meminta agar sekolah online tersebut tidak membebankan bagi peserta didik dan terkait jam belajar perlu diefektifkan. (*/sgp).