BERAU, Lensaku – Pedagang kaki lima di sekitaran Tanjung Redeb mengakui kesulitan mendapatkan Gas Subsidi LPG 3 Kg. Pasalnya, setiap agen di Tanjung Redeb hanya menjual sekitar kurang dari 30 tabung saja.
Bahkan, beberapa pedagang gorengan dan bakso pentol di Tanjung Redeb mengaku terkendala dalam menjual dagangannya dikarenakan tidak bisa memasak kebutuhan pokok yang harus terpenuhi dalam menjual dagangannya itu.
Sebut saja Fhadhil, salah satu warga yang menjual gorengan di sekitaran Jalan Murjani II, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dirinya, mengatakan sejak 5 hari terakhir dirinya kesulitan menemukan gas LPG 3 Kg tersebut.
“Iya benar, sangat susah saya sampai berkeliling Tanjung Redeb itu rata-rata kosong. Saya beli di pangkalan pun kosong, akhirnya saya mau tidak mau saya harus menggunakan Gas LPG yang 12 kg itu dari pada saya tidak jualan, syukur masih bisa menutupi kekurangan hasil saya,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Yulin, wanita yang biasa berjualan pentol gorengan bersama anaknya di Jalan Durian III, Kecamatan Tanjung Redeb. Ironisnya, karena kelangkaan gas melon ini membuat dirinya sempat tidak bisa berjualan.
“Iya saya sampai tidak bisa berjualan 2 hari yang lalu, karena biasa kan anak saya yang belanja itu, tapi kata anak saya gas susah jadinya libur dulu jualan hari ini karena modal kurang kalo beli gas yang besar,” ucapnya.
Menanggapi kelangkaan Gas Subsidi LPG 3 Kg ini, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Berau, Salim, berkata lain, saat dirinya ditemui oleh Tim Lensaku.Id di Kantor Disperindagkop Berau, Jalan Murjani I, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur pada Senin (06/12/2021).
Salim, mengatakan ketersediaan gas LPG di Kabupaten Berau sebenarnya telah melebihi stok. Dirinya juga mengakui, jumlah ketersediaan yang melebihi kuota itu diperkuat oleh data yang berasal dari Manajemen Regional Pertamina.
“Kami memegang data dari Pertamina, mereka telah berkoordinasi kepada kami, bahwa ketersediaan gas di Kabupaten Berau dari kuota 6.473 tabung itu, kita dapat stok mencapai 6.680 tabung. Artinya, stok kita ini naik 103,2 %, dan itu sudah sampai dan seharusnya kita over stok sampai Desember 2021 ini,”katanya.
Kepala Disperindagkop Berau itu justru mencurigai adanya permainan atau penyelewengan dari distributor. Lantaran, over kuota gas subsidi 3 Kg di Kabupaten Berau ini tidak sesuai realisasi dengan stok yang ada. Lebih lanjut pihaknya akan menghubungi Wakil Bupati dan akan segera dilakukan Operasi Pasar ke setiap distributor gas melon itu.
“Itu kayaknya disengaja, pasti ada yang main disitu karena memang seharusnya sudah over kuota. Makanya, nanti kami akan coba lakukan operasi pasar bersama Wabup Berau pada besok (07 Desember 2021),” tegas Salim.
Namun, pernyataan Disperindagkop itu justru berbanding terbalik dengan salah satu agen penjual gas di Jalan Mangga III, Kecamatan Tanjung Redeb. Salah satu pekerja agen, Wanto, mengatakan, jika agennya hanya menjual sekitar 26 tabung gas LPG 3 Kg dengan harga normal. Ia mengatakan jumlah tabung ini memang sudah langka dari distributor, saat dirinya menyuplai gas dari salah satu distributor di Jober Pertamina Samburakat, Gunung Tabur.
“Memang kami beberapa hari terakhir selalu dapat dibawah dari jumlah normal yaitu 70 tabung, dari awal Desember jumlah tabung yang disuplai ke agen kami jadi dibawah 50 tabung, bahkan puncaknya kemarin, kami hanya menjual 28 tabung. Ini kami sudah dapat langsung dari mitra kami di Pertamina,” ungkap Wanto.
Saat ditanya mengenai pernyataan Disperindagkop ini, Wanto justru menilai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) itu selama ini tidak pernah turun ke lapangan.
“Iya benar, karena mereka selama ini mungkin taunya ketersediaan gas dan bahan pokok lainnya itu normal-normal saja, padahal tidak. Kami justru meminta para pegawai dinas itu untuk coba bergerak, setidaknya turun ke lapangan melihat kondisinya langsung,” pungkas Wanto. (Chr).