BERAU, LENSAKU – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor mengunjungi salah satu kebun penghasil jagung yang berada di Kampung Sumber Mulya Kecamatan Talisayan. Selama tahun 2021 terakhir, Berau berhasil menyuplai 71 persen hasil produksi jagung ke Kalimantan Timur. Hal tersebut berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimtantan Timur.
Dalam sambutannya, Isran Noor mengapresiasi apa yang telah dilakukan para petani jagung sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, Pemerintah provinsi tidak hanya cukup sampai disitu. Diakuinya Pemerintah Provinsi terus memberikan dorongan kepada kelompok tani dalam mengembangkan sektor pertanian.
“Memang tidak banyak, tetapi ada bantuan seperti benih jagung dan untuk tahun depan tepatnya 2022 kita akan bantu alat pertanian lagi tetapi jumlahnya masih belum diketahui,” tutur GUbernur pada Senin (20/12/2021).
Diwaktu yang sama, Siti Farisyah Yana selaku Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Timur mengungkapkan, produksi jagung di Kaltim pada tahun 2021 menembus angka 57.800 ton, sedangkan 41 ribu tonnya berasal dari petani Kabupaten Berau.
“Total produksi tahun ini sebanyak 71 persen jagung berasal dari Berau,” Ujarnya.
Ia juga turut mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Berau yang telah berkomitmen untuk mempertahankan lahan pertanian jagung ditengah banyaknya alih fungsi lahan untuk kebun kelapa sawit.
“Saya sangat berterima kasih karena Berau telah menerima dan menyambut baik bantuan pemerintah pusat untuk sentra jagung,” tandasnya.
Bupati Berau, SrI Juniarsih, MAS menuturkan, pihaknya berupaya meningkatkan sektor pertanian yang nantinya digadang akan menjadi pengganti sektor tambang untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Luas lahan pertanian untuk produksi jagung kita kurang lebih seluas 15 ribu hektare, yang diantaranya tersebar di Kecamatan Batu Putih, Talisayan, Biatan, Gunung Tabur dan Segah,” jelas Bupati.
Ia melanjutkan, produksi jagung yang ada saat ini juga dikirim ke luar daerah Kalimtantan Timur seperti Pulau Jawa dan Sulawesi, yang nantinya digunakan untuk pakan ternak.
“Dengan meningkatnya jagung di Berau saya harap juga selaras dengan peningkatan peternakannya,” sambungnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Berau ini menyebut kendala yang ada saat ini adalah upaya perbaikan hasil pertanian dan keterbatasan alat pengering jagung. Ia berharap agar Pemerintah Provinsi dapat membantu pengadaan peralatan panen dan pengering jagung dengan kapasitas dan jumlah yang sesuai dengan luas tanam di Berau.
“Yang mempengaruhi kualitas hasil panen, selain alat, daya listrik juga sangat menjadi halangan untuk mengoperasikan mesin. Hidup kita saat ini bergantung pada hasil kerja petani saat ini,” tutupnya. (Dez)