• Rabu, 4 Desember 2024

Banyaknya Aspirasi Masyarakat Mengenai Kelapa Sawit, Agus Wahyudi : Fasilitas Sektor Hilir Belum Memadai

BERAU, LENSAKU – Kelangkaan minyak goreng yang terjadi secara nasional, termasuk di Kabupaten Berau menimbulkan banyaknya aspirasi dari masyarakat. Hal itu berkaitan dengan banyaknya perkebunan sawit di Kabupaten Berau. Namun, bukan berarti stok minyak goreng juga melimpah.

Ditanggapi oleh Asissten II Setda, Agus Wahyudi, ia mengatakan walaupun perkebunan sawit di Kabupaten Berau melimpah, namun industri pengolahan menjadi minyak goreng tidak ada.

“Memang perkebunan sawit di Berau ini melimpah, tetapi industri untuk mengolah menjadi minyak gorengnya belum ada,” Tutur Agus Wahyudi pada Jumat (11/03).

Dikatakannya, untuk di Kabupaten Berau baru menyediakan industri antara Crude Palm Oil (CPO) dan itu masih merupakan bahan baku. Terkait itu, walaupun sebagai penghasil CPO terbesar, belum bisa dikatakan bahwa bisa surplus minyak
goreng.

Diterangkan juga oleh Agus Wahyudi, bahwa CPO dari Kabupaten Berau menyuplai bahan baku tersebut ke Pulau Jawa bahkan juga melakukan penjualan atau ekspor ke luar negeri.

“CPO kita ini banyak menyuplai ke Pulau Jawa, bahkan juga melakukan ekspor ke luar negeri,” Terangnya.

Lalu, terkait dengan akan didirikannya pabrik minyak sawit di Kabupaten Berau, Agus menjelaskan, untuk saat ini belum ada usulan permohonan dari perusahaan terkait.

“Tapi mungkin itu wacana, tetapi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) pasti sangat welcome apabila adanya pendirian pabrik itu,” Ujarnya.

Sementara itu, apabila pabrik itu berdiri dituturkan Agus Wahyudi, pasti akan memberikan dampak yang positif untuk memberikan peningkatan ekonomi di Kabupaten Berau.

Lebih lanjut, terkait investor pengolahan CPO menjadi minyak yang enggan masuk ke Kabupaten Berau, diucapkan Agus bahwa, kendalanya bukan di infrastruktur melainkan di distribusi barang.

“Mereka lebih memilih Pulau Jawa karena populasi manusia di sana itu banyak sehingga kalau mereka mendistribusi barang itu lebih mudah untuk kemana – mana. Kalau di Berau mereka harus menggunakan transportasi kapal guna menyuplainya,” Ucap Agus Wahyudi.

Tetapi, bila Ibu Kota Negara (IKN) yang baru sudah pindah ke Kalimantan Timur dan populasi manusia di Kabupaten Berau meningkat dirinya optimis produk – produk hilir akan berdiri.

“Kita harus realistis, penduduk kita kan masih jarang, oleh karena itulah pabrik – pabrik produk hilir itu masih di Jawa, sebab mereka lebih mudah memasarkannya,” Sampainya.

Terakhir, terkait harga CPO yang naik, dikatakan dirinya itu memberikan pengaruh yang positif kepada petani sawit karena diuntungkan dan terjadinya peningkatakan ekonomi.

“Kalau naik kan otomatis memberikan pengaruh positif untuk petani sawit kita karena mereka diuntungkan dengan meningkatnya ekonomi mereka,” Pungkasnya. (Dez)

Read Previous

Ini Penjelasan Dinas Kehutanan Terkait lahan KBK Di Kecamatan Kelay

Read Next

Menantu Bupati Berau Resmi Gabung Partai Demokrat

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

error: Konten dikunci!