DPRD, KALTARA, LENSAKU – Ketua DPRD Kaltara, H.Achmad Djufrie menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah di bawa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, akan memberikan insentif sebesar Rp10 juta per bulan untuk petani milenial.
Menurut Djufrie, sapaan akrabnya, hal itu sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong minat generasi muda dalam sektor pertanian. Selain itu, insentif ini sangat dibutuhkan guna menarik minat anak-anak muda untuk terjun ke dunia pertanian.
“Saya rasa kami mendukung penuh program ini, kaum milenial Kaltara harusnya bisa memanfaatkan dengan baik”, ucapnya.
Politisi Fraksi Gerindra ini menambahkan bahwa pemberian insentif ini diharapkan mampu mendorong petani milenial untuk mengembangkan sektor pertanian secara modern. Dengan insentif dan pelatihan yang memadai, ia berharap para petani muda dapat mengimplementasikan teknologi pertanian terkini.
“Nah ini dikasih intensif dan tentunya diajarin gitu gimana dengan pertanian modern ini. Kami mendukung,” jelas Politisi Fraksi Partai Gerindra kepada lensaku.
Selain itu, H. Achmad Djufrie pun menekankan pentingnya regenerasi petani. Mengingat, sektor pertanian selama ini lebih banyak didominasi oleh para petani yang sudah lanjut usia. “Penting. Penting sekali,” tegasnya.
Ia juga berharap, Program ini nantinya dapat mendorong perkembangan industri pertanian yang lebih modern dan efisien serta membuka peluang bagi generasi milenial untuk berpartisipasi dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Di waktu yang berbeda, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Utara (Kaltara), Heri Rudiyono, mengatakan bahwa pihaknya siap melaksanakan program ini sesuai arahan dari pemerintah pusat.
“Karena yang menyampaikan langsung dari Kementerian Pertanian, kami di daerah siap melaksanakan. Mungkin nanti akan ada SOP atau petunjuk teknis (juknis) untuk menjalankan program ini,” ujar Heri.
Heri menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian. Menurutnya, kehadiran anak muda dengan semangat inovasi dapat membantu sektor pertanian menjadi lebih terorganisasi.
“Adanya dukungan dari tenaga muda tentu akan lebih baik jika mekanismenya diorganisasi dalam satu kelompok. Dengan begitu, pengelolaan menjadi lebih kuat, dan ada kemitraan berkala untuk mendukung pengembangan potensi,” katanya.
Pemerintah juga menekankan bahwa bantuan akan lebih efektif jika diberikan kepada kelompok, bukan individu.
“Pemberian hibah dalam bentuk kelompok dinilai lebih baik karena tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Selain itu, semangat kebersamaan dalam kelompok juga menjadi faktor pendorong utama,” tambah Heri.
Namun, pelaksanaan program ini masih menunggu petunjuk teknis dari pusat.
“Untuk mekanismenya, kami belum bisa memastikan seperti apa. Nantinya akan diatur berdasarkan petunjuk pusat,” pungkasnya. (adv/rdk)