TANJUNG SELOR – Menindaklanjuti rapat sebelumnya, Rabu (8/4) kembali digelar pertemuan melalui media virtual atau video conference yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Turut mengikuti rapat tersebut, seluruh jajaran pemerintah daerah se-Indonesia.
Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kalimantan Utara (Kaltara), H Suriansyah yang turut dalam video converence tersebut mengungkapkan, dalam pesannya Mendagri menyampaikan, agar roda ekonomi harus tetap berjalan pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) seperti sekarang.
Diamanatkan oleh Mendagri, agar semua daerah tetap mendukung sektor industri untuk tetap berproduksi. Tentunya dengan tetap berpedoman pada prinsip-prinsip protokol kesehatan. Khususnya industri bidang kesehatan baik dalam skala besar, menengah dan mikro.
“Jika ada industri yang masih bertahan harus dapat dukungan dari pemerintah daerah, jangan ada peraturan kepala daerah yang melarang sektor industri untuk berproduksi. Dengan demikian tetap menggerakkan perekonomian daerah dan pusat,” terang Sekprov di Kantor Diskominfo Kaltara, Rabu (9/4).
Amanat penting lainnya adalah semua daerah secepatnya melaksanakan realokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020. Ini sesuai dengan Instruksi Mendagri No 1 Tahun 2020 tentang pencegahan penyebaran dan percepatan penanganan Covid-19 di lingkungan pemerintah daerah.
Dalam pelaksanaan realokasi anggaran, pengadaan barang/jasa akan berpedoman pada Surat Edaran (SE) Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) No 2 Tahun 2020 tentang penjelasan atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dalam rangka penanganan Covid-19.
“Dengan adanya SE Kepala LKPP ini, pengadaan barang/jasa yang masuk dalam realokasi anggaran daerah tidak ada kegamangan dalam pelaksanaannya dan tidak menjadi masalah hukum nantinya. Tentunya dengan tetap mengikuti poin-poin di dalamnya,” jelas Sekprov.
Sementara itu dilaporkan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara (Kaltara) diperkirakan masih tinggi pada 2020 ini. Dengan range antara 6,80 hingga 7,20 persen (YoY). Sesuai analisa BI, pertumbuhan yang kembali meningkat ini diperkirakan bersumber dari berbagai lapangan usaha utama di Kaltara.
“BI memperkirakan, lapangan usaha konstruksi akan tumbuh tinggi yang didorong dengan adanya percepatan pembangunan PLTA Sei Kayan yang telah memasuki tahap I untuk proyek sebesar 900 MW. Lalu, adanya rencana konstruksi 2 PLBN (Pos Lintas Batas Negara) baru di wilayah Kaltara, kelanjutan pembangunan jalan perbatasan Malinau-Krayan, serta pembangunan beberapa gedung dan sarana perkantoran di wilayah Kaltara oleh beberapa instansi,”jelas Suriansyah. (humas)