Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) luasnya 72.275 kilometer persegi. Bertopografi pegunungan, dan banyak desa berada di wilayah perbatasan. Untuk itu, internet sangat penting untuk membuka akses mereka terhadap dunia. Bagaimana kondisi layanan telekomunikasi di Kaltara, saat ini?
DARA AURORA, Humas Provinsi Kaltara
WALAUPUN memiliki akses yang sulit, namun perkembangan layanan telekomunikasi di Kaltara, tetap beradaptasi sesuai dengan perubahan zaman. Warga pedesaan, utamanya di wilayah perbatasan pun kini mampu menikmati layanan telekomunikasi berbasis internet, selayaknya warga di perkotaan.
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menuturkan, berdasarkan catatan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltara, dari 447 desa di Kaltara, 434 desa diantaranya telah menikmati layanan jaringan telekomunikasi nirkabel (hingga 2019). Rincinya, Kota Tarakan 20 kelurahan, Kabupaten Malinau 102 desa, Tana Tidung 20 desa, Nunukan 223 desa, dan Bulungan 67 desa. “Artinya, sisa 13 desa lagi yang belum terlayani. Dan, dalam beberapa waktu kedepan akan segera terlayani,” kata Irianto.
Terlayaninya kebutuhan layanan telekomunikasi itu, berkat dukungan 409 base transceiver station (BTS) yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. “Pembiayaan pembangunan BTS itu, ada yang dari APBD juga APBN. Diharapkan dengan tersedianya BTS ini mampu mempermudah masyarakat menikmati layanan telekomunikasi seluler,” jelas Gubernur. Adapun persebaran BTS itu, Kota Tarakan 131 menara, Malinau 88 menara, Tana Tidung 13 menara, Nunukan 107 menara, dan Bulungan 70 menara.
Selain itu, guna mendukung peningkatan kualitas pendidikan, Pemprov Kaltara dengan dukungan pemerintah pusat juga merealisasikan pemasangan Vsat Mangoesky di SMA se-Kaltara. “Program ini dijalankan sejak 2017 hingga tahun ini. Untuk tahun ini, rencananya dipasang di 5 sekolah,” ucap Gubernur. Adapun realisasi kegiatan tersebut, pada 2017 4 sekolah dan 1 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), 2018 di 7 sekolah, dan 2019 di 8 sekolah.
Program lainnya, adalah pemasangan Wifi Kaltara Terdepan. Ini untuk memudahkan masyarakat mendapatkan jaringan internet di area publik melalui hotspot yang disediakan gratis. “Pada tahun ini direncanakan 33 titik,” jelas Irianto. Realisasi program ini, pada 2017 terpasang 67 titik, dan 2018 51 titik.