• Kamis, 5 Desember 2024

Menuju IKN, Optimalisasi Komoditi Bawang Merah Terhambat

Tanjung Redeb-Lensaku.id. Sebagai wilayah yang memiliki sumber daya alam berlimpah, Bumi Batiwakkal -sebutan Berau- memiliki hasil komoditi pertanian terbesar di Kalimantan Timur (Kaltim) salah satunya yakni jagung.

Sebagai komoditi terbaik, jagung di gadang-gadang bakal menjadi penyangga bahan kebutuhan pokok bagi IKN pada tahun 2024 mendatang.

Selain itu, berdasarkan rapat Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau bersama Kementerian Pertanian (Kementan) beberapa waktu lalu, Berau dipercayakan menyuplai komoditi jagung dan bawang merah.

Namun demikian, ditengah pandemi wabah virus non-alam (Covid-19), pembangunan lahan komoditi bawang merah disebut pihak Distanak Berau menuai hambatan.

Kepala Distanak Berau melalui Kepala Seksi (Kasi) Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura, M. Saleh saat ditemui awak media pada Selasa (14/7) Siang mengatakan, untuk komoditi jagung dirasa pihaknya tidak ada masalah.

Namun yang menjadi pekerjaan rumah, yakni komoditi bawang merah. Pasalnya, lahan seluas 20 hektare yang disediakan dari dana APBN, semenjak adanya Covid-19 anggaran tersebut ditiadakan.

“Untuk bawang merah kita sudah dialokasikan dari dana APBN dan selama 3 tahun ini telah berjalan. Tapi karena pandemi Covid-19, sehingga itu ditiadakan,” ungkapnya.

Mengingat IKN bakalan segera dipindah, dana APBD dari Kabupaten Berau bakal dinaksimalkan guna memenuhi permintaan Kementan.

“Namun APBD juga masih terbatas dan hanya mencukupi 5 hektare lantaran anggaran banyak diserap untuk Covid-19. Untuk APBD sementara masih proses dalam tahap finalisasi anggaran,” lanjutnya.

Dengan keterbatasan anggaran, langkah cepat diambil Distanak Berau dengan gencar melakukan kunjungan kerja (kunker) dan sosialisasi pengembangan bawang merah ke beberapa kecamatan di Bumi Batiwakkal. Tujuannya agar minat masyarakat bertani, khususnya bawang merah tetap utuh.

“Iya kemarin sudah sering keliling kecamatan, dan sosialisasi dilakukan untuk pengembangan komoditi tersebut,” terangnya.

Meski dengan keterbatasan lahan, Distanak Berau optimis menyangga IKN baru dengan komoditi yang telah disepakati. Selain sosialisasi yang gencar dilakukan, inisiatif dari kelompok tani dinilai begitu antusias dalam meningkatkan produktivitas bawang merah.

“Banyak masukan dari kelompok tani yang mengajukan tanam bawang merah. Dan saya kira prospek kedepan bakal besar secara produktivitas,” pungkasnya.

Selain itu, sentra produksi yang selama ini di titik beratkan di Kec. Gunung Tabur, kini meluas ke beberapa kecamatan termasuk Talisayan, Batu Putih dan Tabalar.

“Mudah-mudahan tahun 2021 setelah situasi normal, minat masyarakat dalam bercocok tanam kembali tinggi dan dapat bersinergi dengan pemerintah guna menyangga IKN baru mendatang,” tutupnya. (*/sgp)

Read Previous

Najamuddin Menunggu Satu Kursi Lagi Untuk Melenggang Ke Pilbup Bulungan

Read Next

DPC Gerindra : Tetap Atau Berubah, Masih Menunggu Keputusan DPP

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

error: Konten dikunci!