Tanjung Redeb- Lensaku.id. Salah satu ruas jalan Kampung Birang, Kec. Gunung Tabur rusak parah. Jalan tersebut satu-satunya jalan menghubungkan ke Komunitas Adat Terpencil (KAT) RT. 03 Kampung Birang.
Dari kabar yang didapatkan dari salah satu warga di akun media sosial facebook, Raditya saat dikonfirmasi oleh awak media pada Jumat (17/7) menyebut, jalan menuju areal pertambangan itu sementara ini ditutup hingga perbaikan jalan dilakukan oleh pihak perusahan PT. Berau Coal.
Ditutupnya jalan ini, lantaran setiap hujan biasa licin, dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan jiwa penduduk setempat. Lantaran struktur jalannya masih tanah liat dan beberapa tanjakan.
Kondisi memilukan tersebut sudah berjalan beberapa tahun lalu. Namun hingga kini, perbaikan jalanan belum dilakukan.
Kordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) telah dilakukan. Namun belum ada kepastian terkait tindaklanjutnya.
“Jalan ini sudah beberapa kali ditinjau oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Berau, namun sampai sekarang belum terealisasi pembangunannya,” ungkapnya pada Lensaku.id (17/7).
Keprihatinan ditampakkan oleh dirinya, sebab merupakan akses satu-satunya masyarakat petani dan KAT dalam berkebun.
“Sekali lagi mohon perhatian dari pihak tambang, khususnya yang menggunakan jalan ini ataupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau agar aspirasi warga bisa didengar,” lanjutnya.
Untuk itu, dirinya berharap agar perbaikan jalan segera dilakukan.
Sementara itu, Kepala Bidang Perservasi Jalan Dinas PU Berau, Junaidi, saat dikonfirmasi secara terpisah menyebut, beberapa waktu lalu pihaknya telah meninjau secara langsung soal jalan tersebut.
“Iya kita sudah pernah meninjau secara langsung dan sudah diusulkan, namun yang menjadi pertimbangan yakni ruas jalan sendiri apakah dibangun PU ataukah perusahaan sejauh ini masih dipelajari,” ucapnya pada Lensaku.id
Hal ini mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Dinas PU Berau lantaran minimnya anggaran dari rencana awal sebesar Rp 3 Miliar, kini hanya mencapai angka 800 juta akibat wabah virus.
Namun demikian, dirinya menegaskan bila akses tersebut menjadi satu-satunya jalan bagi warga setempat tentu akan diperhatikan.
Masyarakat diminta lebih bersabar, lantaran Dinas PU memiliki pekerjaan rumah guna mengentaskan jalan poros Berau-Bulungan sebagai program kerja prioritas tahun 2020.
“Tapi tidak menutup kemungkinan, bila anggaran dirasa cukup, maka semua alat-alat untuk perbaikan jalan di Kec. Gunung Tabur itu bakal dialihkan ke Kampung Birang untuk perbaikan jalannya. Jadinya bisa sekalian,” ucapnya.
Namun hal tersebut lagi-lagi masih belum final. Lantaran perlu adanya peninjauan kembali terkait status jalan menuju KAT.
“Kordinasi nantinya akan dilakukan melalui kepala kampung (kakam), tujuannya biar tau siapa yang pertama membangun jalan, trus jalannya sendiri apakah milik kabupaten atau lainnya. Hal itu untuk kelengkapan usulan kita kedepan,” pungkasnya.
Mendengar kabar ditutupnya akses jalan oleh warga setempat, dirinya menambahkan dari informasi yang didapat pembangunan jalan menuju area pertambangan itu dulunya pihak korporasi yang membuka.
“Makanya itu sampai sekarang kita masih mempelajari status jalannya. Namun kita akan tetap bantu namun belum bisa dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Menurut Junaidi, ditutupnya akses jalan kampung merupakan hal lumrah. Sebab, struktur jalannya yang licin sehingga dikhawatirkan bakal mengancam keselamatan jiwa masyarakat setempat.
Namun demikian, alangkah lebih baiknya bila perusahaan tidak menutup mata terhadap kondisi yang terjadi.
“Kalau pihak perusahaan melakukan pemeliharaan juga sangat baik,” terangnya.
Hal ini karena pihak korporasi juga memanfaatkan akses yang sama bersama masyarakat. Sehingga sumbangsih dan kontribusinya diperlukan untuk keberlanjutan masyarakat sekitar. (*/sgp).