TARAKAN – Sabtu (12/9) pagi, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie bersama istri, Hj Rita Ratina Irianto Lambrie dan sejumlah kepala OPD melakukan serangkaian kegiatan di Kota Tarakan. Kegiatan dimulai dari meninjau kegiatan Khitanan Massal gelaran RSUD Provinsi Kaltara-Kota Tarakan bekerjasama dengan sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) di RSUD Provinsi Kaltara-Kota Tarakan.
Kegiatan ini, diikuti sekitar 125 orang anak, bahkan lebih. Berlebihnya jumlah peserta khitanan massal tersebut, menunjukkan antusiasme orangtua terhadap program Pemprov Kaltara tersebut. Meski dihadiri ratusan anak beserta orangtuanya, namun protokol kesehatan tetap menjadi perhatian.
“Sekaitan dengan pelaksanaan khitanan massal, sedianya ini adalah kewajiban bagi kaum pria muslim, termasuk kaum muslimahnya. Lebih dari itu, berkhitan juga penting untuk kesehatan reproduksi pria,” kata Gubernur saat membuka kegiatan tersebut.
Sejauh pengalaman pelaksanaan khitanan massal yang digelar Pemprov Kaltara, sebu Irianto ternyata masih ada anak atau kaum pria di Kaltara yang belum dikhitan hingga usia baligh atau 17 tahun. Ini dikarenakan alasan ekonomi atau terbentur biaya. “Untuk itu, program ini diharapkan mampu meringankan beban orangtua untuk mengkhitankan anaknya,” jelas Irianto.
Dalam pelaksanaan khitanan massal sendiri, Gubernur berharap orangtua tak perlu khawatir. Karena sudah menggunakan teknologi kesehatan yang memadai, juga ditopang tenaga medis yang mumpuni sehingga resiko terjadi malpraktik sangat minim.
“Yang terpenting, orangtua harus tetap memperhatikan kesehatan anaknya pasca dikhitan. Utamanya, mencegah terjadinya infeksi atau indikasi medis lainnya. Dan, kepada anak-anak yang telah dikhitan, saya berharap dapat menjadi berkah bagi kehidupannya di masa mendatang, dan menjadi anak yang sholeh serta berbakti kepada orangtua, agama, bangsa dan negara,” ulas Gubernur.
Sehubungan dengan masih adanya pandemi, Irianto berharap warga Kaltara seluruhnya, khususnya Kota Tarakan untuk tetap memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan. “Dan, semoga tidak ada kluster baru, utamanya dari kalangan tenaga medis di Kaltara sebagaimana yang terjadi di daerah lain. Dari itu, kita harus terus berupaya untuk menjaga kesehatan diri, imunitas diri, hingga pandemi dinyatakan berakhir di Kaltara, juga Indonesia pada akhirnya,” tutur Irianto.
Usai dari RSUD Provinsi Kaltara-Kota Tarakan, Gubernur bersama rombongan menuju ke Kelurahan Juata Laut, Tarakan Utara. Di Juata Laut, Irianto menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran di Jalan Gajah Mada, RT 17 Juata Laut. Kebakaran ini menghanguskan sedikitnya 6 rumah warga, dan terjadi pada pukul 11.35 Wita, 3 September lalu.
Korban kebakaran tercatat sekitar 9 kepala keluarga (KK) dengan 40 jiwa lainnya terdampak. Sebagian besar permukiman warga di pesisir ini, berbahan dasar kayu. “Atas kejadian ini, saya menyampaikan simpati dan berharap kedepan kejadian serupa tidak terulang lagi,” jelas Gubernur.
“Informasinya, insiden kebakaran di Juata Laut sudah 3 kali terjadi sepanjang tahun ini. Atas hal itu, saya berharap agar seluruh pihak terkait untuk sigap dan cepat tanggap menghadapi risiko tersebut. Salah satu aksi yang diharapkan ialah, inisiatif masyarakat untuk segera melapor ketika munculnya titik awal api,” timpal Irianto menutup.(humas)