TANJUNG REDEB – Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoprindag) bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Berau terus berupaya memberikan pendampingan dan peningkatan kompetensi pengrajin di Bumi Batiwakkal.
Bekerjasama dengan Yayasan Bina Bening Insani Kabupaten Nganjuk, diberikan pelatihan printing batik kepada pengrajin Berau yang berlangsung sejak 9 hingga 14 nopember
Ketua Dekranasda Berau, Sri Aslinda Gamalis bersama Kepala Diskoprindag, Salim, meninjau langsung kegiatan pelatihan yang digelar di unit bina terampil terlatik batik Ndesa Basongan Desa Sombron Kabupaten Nganjuk.
Sri Aslinda memberikan semangat kepada peserta pelatihan yang merupakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Berau sekaligus menyerahkan peserta kepada instruktur dari Unit Keterampilan dan Pengembangan SDM Yayasan BBI Nganjuk.
Sri Aslinda mengungkapkan pelatihan printing batik bagi pengrajin Berau merupakan kali pertama dilakukan. Diharapkan dengan pelatihan langsung di workshop printing batik ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pengrajin Berau untuk bisa menciptakan batik printing bercorak khas Kabupaten Berau.
Batik printing dalam produksinya jauh lebih mudah, murah namun tetap memiliki kualitas terbaik. Terlebih printing batik dari Ndeso Basongan memiliki ciri tersendiri yang kualitasnya hampir sama dengan batik tulis.
“Ini yang menjadi salah satu kenapa kita memilih ke Nganjuk dan membawa lima pengrajin untuk mengikuti pelatihan langsung di bina terampil terlatik batik Ndeso Basongan ini,” ungkapnya.
Dekranasda bersama Diskoprindag dikatakan asli terus berupaya menambah SDM pembuat batik daerah. Hal ini seiring dengan rencana penerapan penggunaan seragam batik khas Berau bagi ASN maupun pelajar. Sehingga diharapkan batik yang dikenakan diperoleh langsung dari pengrajin batik Kabupaten Berau.
Pemkab Berau telah mensuport mesin printing sehingganya perlu didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia yang berkompetensi dalam pengoperasiannya.
“Untuk itu dengan pelatihan ini kita berharap di Berau bisa memproduksi printing batik sendiri. Ini akan jauh lebih mudah dan tentunya juga lebih murah,” jelasnya.
Pelatihan semacam ini dikatakan Aslinakan terus diprogramkan dengan harapan semakin banyak pengrajin yang terlatih dan meningkatkan kompetensi sesuai dengan bakat yang dimiliki. (Hms)