BERAU, LENSAKU – Dengan adanya peningkatan tren gadai pada tahun ini, hal itu menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau sendiri mulai bangkit. Terlebih lagi saat memasuki bulan suci Ramadan.
Hal itu disampaikan langsung oleh Yasir selaku Kepala Pegadaian Tanjung Redeb. Dikatakannya, kenaikan transaksi gadai terjadi sejak memasuki awal tahun 2022. Menurut catatan Pegadaian Cabang Tanjung Redeb, dari awal tahun 2022 hingga Ramadan terjadi peningkatan sekitar 15 persen.
“Sebelum bulan Ramadan memang sudah terjadi kenaikan,” tuturnya, Kamis (14/4).
Menurut Yasir, walaupun tren gadai mengalami kenaikan saat menjelang Ramadan, kondisi itu akan berbalik saat mendekati Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Hal itu dikarenakan transaksi gadai akan menurun sejalan dengan cairnya Tunjangan Hari Raya (THR) dan keinginan masyarakat mengenakan perhiasan saat lebaran.
“Untuk penebusan, prediksi kami akan terjadi saat seminggu sebelum lebaran Idul Fitri datang,” ujarnya.
“Tetapi juga memberikan pengaruh kepada pedagang yang telah meraih banyak untung. Sehingga, ia bisa menebus barang yang telah digadainya,” sambungnya.
Tetapi saat dua minggu setelah Hari Raya Idul Fitri, diakui Yasir tren transaksi gadai tersebut mengalami peningkatan. Puncaknya terjadi pada bulan Juni. Dipaparkannya, selain emas, Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) juga paling banyak digadaikan untuk modal usaha mikro.
“Untuk keramaian transaksi gadai itu biasanya dua minggu setelah lebaran mulai banyak yang gadai lagi,” ucapnya.
Lebih lanjut, pihaknya menargetkan Outstandi Loan (OSL) atau pinjaman yang harus dicapai pada tahun 2022 senilai 150 Miliar. Sementara, pada bulan April sudah menyentuh kurang lebih 142 Miliar. Kenaikan omzet itu juga terjadi sekitar 20 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hampir stagnan.
Menurut dirinya, hal tersebut dipengaruhi kuat oleh pandemik Covid-19 yang semakin terkendali. Selain faktor tersebut, akses syarat untuk usaha produktif juga dilonggarkan. Perputaran ekonomi usaha sudah mulai bagus, jika dilihat dari dua tahun sebelumnya.
“Untuk permintaan usaha produktif memang sudah agak banyak,” Kata Yasir.
Untuk jumlah nasabah juga mengalami peningkatan. Sejak awal tahun sudah bertambah sekitar 1.000 nasabah. Untuk jangka waktu penebusan, pihaknya masih memberikan toleransi.
“Untuk jangka waktu yang kami berikan empat bulan, tetapi kami masih berikan toleransi hingga enam bulan. Kalau belum menebusnya, terpaksa barangnya kami lelang,” jelasnya.
Terakhir, pihaknya selalu berpesan kepada nasabah agar lebih tepat waktu, agar barang yang digadainya tidak sampai dilelang. Sebab, untuk perputaran modal perusahaan akan mandek jika barang tersebut dibiarkan.
“Kalau lebih dari masa waktu yang sudah kami tetapkan, mau tidak mau barangnya kami masukan kedalam lelang,” tandasnya. (Dez)