BERAU, LENSAKU – Pulau Maratua yang terletak di wilayah terluar Indonesia ini memiliki arus dan ombak yang cukup besar. Maka dari itu, potensi terjadinya abrasi cukup besar. Hal itu sudah dirasakan Kampung Payung-Payung.
Rico selaku Kepala Kampung (Kakam) Payung-payung menuturkan saat ini bibir pantai di RT 2 Kampung Payung-payung sudah mengalami abrasi. Saat diperiksa langsung oleh dirinya, bibir pantai itu sudah terkikis sekitar 5 meter.
“Beberapa waktu lalu saya mendatangi RT 2 dan kondisi abrasi sudah cukup parah. Bibir pantai kurang lebih 5 meter sudah terkikis,” tuturnya, Selasa (19/4).
Dengan terjadinya abrasi tersebut, dikatakan Rico juga menjadi keluhan dari masyarakat setempat. Dinilainya, jika permasalahan itu tidak segera ditindaklanjuti maka akan membahayakan rumah masyarakat yang berada dekat dengan pinggir pantai.
“Abrasi itu juga menjadi keluhan masyarakat, jadi kita langsung datang kelokasi dan mencarikan solusi agar tidak memberikan dampat kepada masyarakat,” ujarnya.
Saat meninjau langsung, dijelaskan Rico untuk menangani abrasi tersebut perlu penangkal ombak. Jika tidak ditangani secepat mungkin, perlahan pengikisan pantai dan daratan akan terjadi.
“Untuk menahan ombak itu harus ada tanggul yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer agar dapat menahan ombak yang datang secara langsung,” jelasnya.
Yang menjadi kendala saat ini adalah anggaran, jika memakai Alokasi Dana Kampung (ADK) itu tidak memungkinkan. Lantaran anggaran tersebut masih kurang. Dengan adanya kekurangan itu, Rico meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau atau OPD terkait bisa segera mengambil tindakan.
“Saya minta Pemkab Berau segera menangani dan segera melakukan upaya untuk menyelamatkan abrasi itu. Jika tidak segera di berikan solusi, maka akan mengenai rumah masyarakat,” pungkasnya. (Dez)