BERAU, LENSAKU – Koordinator divisi (Kordiv) Pencegahan, Partisipasi Masyarakat (Parmas) dan Hubungan Masyarakat (Humas) Bawaslu Kabupaten Berau, Tamjidillah Noor membeberkan bahaya praktik politik identitas. Praktik itu disebutnya bisa merusak sendi-sendi persaudaraan.
“Bahaya dari praktik itu adalah saling menyerang antara pasangan calon yang satu dan lainnya. Sebagaimana yang kita ketahui, politik identitas itu menimbulkan kubu,“ jelasnya, Kamis (12/5).
Upaya yang dilakukan untuk mencegah isu-isu politik identitas, diterangkan Tamjidillah masing-masing calon harus duduk bersama dalam suatu forum diskusi guna memaparkan visi dan misinya.
“Sehingga masyarakat dapat menilai pasangan calon mana yang memiliki ide-ide yang bagus untuk membangun daerah yang akan dipimpinnya,“ ujarnya.
Sebab terjadinya masyarakat memilih berdasarkan identitas, Tamjidillah mengungkapkan hal itu dikarenakan masing-masing pasangan calon memunculkan kelebihan yang dimiliki.
“Sementara untuk pasangan calonnya dia menyerang, mereka mempunyai strategi masing-masing,“ tuturnya.
Guna mengantisipasi terjadinya masyarakat memilih karena identitas, Tamjidillah mengatakan politik di Indonesia mesti mengedepankan kebebasan masyarakat untuk memilih. Lantaran selama ini yang menjadi hambatan dalam mewujudkan asas pemilu karena masih ada segelintir orang yang menggunakan politik identitas.
“Masyarakat diberikan hak kebebasannya untuk memilih secara langsung. Tetapi jangan lupa kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat kita baik yang dikota maupun dipedasaan agar mengerti hak politiknya,“ tegasnya.
Dirinya berharap peran semua pihak untuk menyudahi praktik politik identitas. Tujuannya agar demokrasi berjalan dengan baik dan damai, sehingga terhindar dari kampanye-kampanye yang merugikan kelompok tertentu.
“Saya berharap semua pihak dapat berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat agar menjadi pemilih yang cerdas. Tentunya dilihat dari visi dan misinya masing-masing paslon serta rekam jejaknya disaat kampanye,“ tandasnya. (Dez)