BERAU, LENSAKU – Pemerintah pusat tengah mempersiapkan kawasan industri hijau di wilayah Kalimantan Utara. Kehadiran mega proyek itu disebut menjadi kesempatan bagi Kabupaten Berau.
Sebagaimana diketahui, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, bahwa Kalimantan Utara bakal menjadi kawasan industri hijau terbesar di Indonesia. Hal itu dibenarkan oleh Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022, Selasa (16/8) kemarin.
Tak hanya menjadi yang terbesar di Indonesia, Presiden Jokowi bahkan menyebut, kawasan industri hijau itu akan menjadi green industrial park terbesar di dunia. Dimana pada kawasan yang dirancang untuk lahan seluas 30 ribu hektar itu, sejumlah energi baru terbarukan (EBT) bakal dikembangkan.
Mega proyek itu pun dinilai akan membawa angin segar bagi Kabupaten Berau. Pasalnya, melihat letak geografis yang berbatasan langsung dengan ibukota Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Bulungan, ada banyak faktor yang bakal mempengaruhi perekonomian bagi Berau.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setkab Berau, Agus Wahyudi, mengatakan, pembangunan kawasan industri hijau yang berlokasi di Mangkupadi itu, bakal berdampak besar untuk tenaga kerja, pariwisata, serta pengadaan logistik guna memasok kebutuhan barang di sana.
“Memang wilayah kami tidak ada batas administrasi. Akan tetapi, karena kawasan industri hijau itu dekat dari Berau tentunya berpengaruh. Faktor itu kemudian berpengaruh pada ekonomi kita,” tuturnya, Kamis (18/8).
Ia menilai, pembangunan kawasan tersebut tentunya bakal menciptakan peluang bisnis baru. Yang mana peluang bisnis tersebut tentu membuat kebutuhan logistik semakin banyak dan bermacam-macam. Baik berupa kebutuhan pabrik, industri, maupun untuk kebutuhan dasar para pekerjanya.
“Bagi kita, itu adalah kesempatan karena posisi Berau sangat dekat dengan lokasi itu. Seperti di Gunung Tabur dan Tanjung Batu yang dekat. Itu harus kami persiapkan bagaimana kami memberdayakan sumber daya manusia kami dan pelaku UMKM di wilayah kami,” terangnya.
“Seperti di Tanjung Batu itu bagaimana kami harus berdayakan para nelayan untuk bisa terlibat dalam penyediaan kebutuhan logistik di sana. Supaya produktivitas perikanan meningkat bisa memasok kebutuhan di sana,” sambungnya.
Apalagi pada kawasan industri itu, Indonesia disebut bakal memiliki pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara, bahkan hingga dunia. Bertempat pada tiga lokasi di Kalimantan Utara, dari kawasan tersebut diperkirakan akan menghasilkan 8.000 megawatt (MW) PLTA (hydropower), 10.000 MW solar panel dan 2,9 TCF gas.
Agus menambahkan, adanya program perencanaan itu, Berau juga bisa menyajikan destinasi pariwisata yang besar. Adanya perancangan kawasan itu dapat menjadi peluang bagi Bumi Batiwakkal untuk mengembangkan potensi pariwisata.
“Ya, itu sangat berpengaruh untuk mendongkrak perekonomian di wilayah kami, selain dari tenaga kerja. Tapi, jangan lupa ada pengaruh sosial atau ketertiban juga,” jelasnya.
Sebagaimana yang dimaksud dengan pengaruh sosial, yakni dapat menimbulkan banyaknya orang yang berdatangan untuk mencari kerja dari luar. Menurutnya , hal itu tentu tidak dapat rerakomodir semua.
Agus mengungkapkan, kalau dampak itu terjadi, maka dapat menimbulkan persoalan sosial. “Itulah yang perlu kami antisipasi. Adanya peluang bisnis bakal berbanding lurus dengan penambahan jumlah populasi manusia,” ucapnya.
Sementara, sudah menjadi tugas bagi Kabupaten Berau untuk mulai mempersiapkan diri menyambut adanya peluang tersebut. Seperti dalam pemenuhan sumber daya manusia (SDM) melalui sektor pendidikan dan kesehatan serta kesejahteraan bagi petani dan nelayan. Pembenahan infrastruktur juga perlu dipersiapkan.
Lanjutnya, dirinya juga menyikapi terkait proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sungai Kayan. Menurutnya, proyek itu juga bakal berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan listrik di Kabupaten Berau.
“Sudah pasti ada manfaatnya bagi kita, apalagi pernyataan mereka ini salah satunya untuk memasok IKN. Tentu kalau untuk memasok IKN, sistem jaringan listrik bakal melalui Berau,” katanya.
“Walaupun ada banyak sistem nantinya, tetap jaringan itu bakal melewati Berau. Sehingga, kebutuhan listrik di Berau bakal terpenuhi,” tambahnya. (*/CTN)