• Senin, 9 Desember 2024

Pancasila Harus Menjadi Counter Polarisasi di Tahun Politik

TANJUNG SELOR, LENSAKU.ID – Organisasi Aliansi Cipayung Plus Bulungan yang terdiri dari GMKI, PMII, HMI, LMND dan GMNI tersebut mengadakan dialog publik dengan mengangkat Tema “Nilai-Nilai Pancasila sebagai Counter Polarisasi serta Penerapan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di wilayah Kabupaten Bulungan”

Kegiatan dilaksanakan di salah satu cafe di Tanjung Rumbia, Tanjung Selor ini dihadiri oleh 3 narasumber, yakni Kapolresta Bulungan Kombes Pol Agus Nugraha, Rektor Universitas Kaltara (UNIKALTAR) Dr. Didi Adriansyah dan Kabid Kesatuan Bangsa (Kesbangpol) Makromi, S.E, M.A.P.

Dalam narasinya para narasumber menyampaikan bahwa perlunya pemuda saat ini memaknai nilai-nilai Pancasila, berwawasan kebangsaan yang luas dan memiliki jiwa bela negara, sebagai upaya untuk mencegah adanya perpecahan akibat perbedaan pandangan politik.

Dalam dialog ini juga Aswan sebagai ketua Eksekutif Wilayah LMND Kaltara menekankan bahwa untuk memaknai nilai Pancasila perlu memahami dasar fundamental lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945, bung Karno berpidato di hadapan peserta BPUPKI menyampaikan gagasan tentang Filosofi Gronslag (Dasar Fundamental) dimana mau di letakan dasar negara Indonesia.

Turut serta Ketua Cabang PMII Bulungan, Hillu Pangestu menyampaikan “Hari ini implementasi nilai-nilai Pancasila harus bertransformasi, kita sebagai Millenial dan gen z, berada di era digitalisasi maka kemudian nilai-nilai pancasila harus diterapkan dalam etika bermedia sosial, contoh dengan tidak menjadi provokatif dan menebar isu sensitif atau SARA yang dapat membentuk polarisasi politik di tengah masyarakat Kabupaten Bulungan” Ucapnya.

Sejalan dengan itu ketua Cabang HMI Tanjung Selor, Ady menambahkan , “Anak muda tidak menawarkan masa lalu, karna ia minim pengalaman, tetapi anak muda harus menawarkan masa depan dan kegiatan ini adalah salah satu langkah progresif sebagai upaya mitigasi dan antisipasi kita untuk pencegahan perpecahan di masa depan” Tegasnya.

Dalam Kesempatan ini juga para ketua kelompok organisasi mahasiswa tersebut, mengatakan pentingnya kolaborasi dan sinergitas yang berkesinambungan antar semua pihak, demi menjaga dan merawat kebhinnekaan terkhusus di wilayah Bulungan.

Moderator yang juga Ketua GMKI Bulungan menyatakan bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang berperang melawan dunia dan dirinya sendiri, tetapi bukan perang fisik namun berupa perang ideologi, perang psikologi dan perang kepentingan. Dimana medan perangnya berada di semua lini kehidupan, terkhusus dalam media sosial, yang dengan mudah mempengaruhi semua orang.

Sesuai dengan peyampaian ke tiga narasumber, media sosial merupakan alat yang paling mudah digunakan untuk menggiring pola pikir masyarakat awam bahkan para kaum intelektual, dengan tujuan menimbulkan perpecahan atau polarisasi yang ekstrim bahkan melahirkan paham radikalisme di tengah bangsa dan negara.

Dalam kesimpulannya moderator Petra Sihite menyatakan “Seperti setiap perang lainnya kita juga tentu membutuhkan senjata untuk melawan musuh, dalam hal ini untuk mengcounter polarisasi politik yang berlebihan yaitu dengan memperdalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila, memiliki jiwa bela negara, berwawasan kebangsaan dan memiliki nasionalisme yang kuat, itu adalah senjata yang harus kita miliki sebagai pemuda dan bangsa Indonesia” Tutupnya. (rdk/Asw).

Read Previous

Wakil Bupati Berau Lantik 20 Kepala Sekolah dari Tingkat SD – SMP

Read Next

Ahli Dewan Pers: : Perkara Pokok Harus Diperiksa Lebih Dahulu Dibanding Laporan Pencemaran Nama Baik

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

error: Konten dikunci!