BERAU, LENSAKU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terus berupaya mengajak masyarakat untuk giat literasi. Hal itu dibuktikan melalui kegiatan pencanangan bulan kunjung perpustakaan yang dilakukan selama bulan Oktober 2022.
Pihak eksekutif itu menyebut, langkah ini dilakukan sebagai komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas dan berbudi luhur. Prosesnya, dilakukan dengan mengajak masyarakat mulai dari anak-anak hingga kalangan dewasa untuk membuka diri dalam budaya literasi.
Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya juga mengajak pengurus organisasi Sahabat Literasi Kabupaten Berau (SLKB). Yang mana terdiri dari beberapa instansi maupun kelompok pegiat literasi di Bumi Batiwakkal.
Acara pencanangan dibuka secara langsung oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih, di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Berau, Tanjung Redeb, pada Jumat (7/10). Kepala daerah wanita pertama di Berau itu turut memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi untuk pencanangan bulan kunjung perpustakaan yang lebih semarak dibandingkan tahun sebelumnya.
“Di tahun ini ternyata ada berbagai jenis lomba yang akan ditandingkan. Tujuannya, tentu adalah untuk meningkatkan budaya literasi dan kegemaran membaca masyarakat di Kabupaten Berau,” tuturnya.
Dirinya juga mengajak seluruh lapisan untuk menyukseskan bulan kunjung perpustakaan yang berlangsung sampai bulan November 2022 mendatang. Bahkan, dirinya berharap, kegiatan itu tidak hanya sekedar seremonial belaka. Melainkan dapat menjadi momentum penguatan semangat budaya literasi di Bumi Batiwakkal.
“Semaksimal mungkin kami juga menyemarakkan perhatian dari masyarakat agar dapat intens mengunjungi perpustakaan,” ucapnya.
Di sisi lain, pencanangan bulan kunjung perpustakaan itu sekaligus evaluasi ketercukupan fasilitas sarana dan prasarana perpustakaan agar sesuai dengan standar nasional. Beserta pelayanan yang bermanfaat untuk meningkatkan minat masyarakat.
“Itu juga salah satu upaya kita dalam mewujudkan manusia yang cerdas dengan pemenuhan fasilitas perpustakaan yang representatif dan memadai dari segi bangunan, ketersediaan buku-buku, maupun elektronik hingga kualitas pustakawan di dalamnya,” terangnya
Menurut Sri, salah satu faktor tingkat kegemaran membaca bagi siswa-siswi yang rendah diantaranya karena ketersediaan buku dan pengelolaan perpustakaan sekolah yang belum optimal.
“Kita punya program wifi gratis yang sudah tersebar di beberapa tempat, masyarakat bisa membaca dimana saja dengan menggunakan akses tersebut,” pungkasnya. (*/Ctn)