Soal Bendera Tauhid, AAKI Sebut Sebagai Semangat Jihad Ulama Terdahulu

Tanjung Redeb- Lensaku.id. Aksi tolak RUU HIP di Berau pada Minggu (5/7) pagi berjalan kondusif. Ratusan massa memadati jalan Bumi Batiwakkal -Sebutan Kabupaten Berau- menuntut agar RUU HIP tersebut segera dihapuskan. Namun, tampak di sela-sela unjuk rasa berkibar bendera berlafadz tauhid.

Guna menepis anggapan masyarakat terhadap bendera hitam tersebut, Ketua DPW Front Pembela Islam (FPI) Berau, Ibnu Ubaidillah, menyebut bendera tersebut sebagai bentuk semangat dalam berjihad.

Baca juga:  Hut Kabupaten Berau yang ke-70 dan Kota Tanjung Redeb ke-213, Bupati Berau harapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang.

“Itu bendera yang sangat mulia dan sangat agung. Kalimat itulah yang menimbulkan resolusi jihad bagi ulama-ulama kita yang berjuang baik harta, benda bahkan nyawa dalam memperjuangkan NKRI,” ungkapnya. pada Lensaku.id

Lantaran ada organisasi terlarang dengan mengibarkan bendera tauhid layaknya HTI yang dibubarkan. Ia meminta kepada masyarakat agar tidak berprasangka buruk. Sebab, diluar dari kalimat tauhid, tidak ada tulisan lain dari bendera yang berkibar.

Baca juga:  Raperda Pajak dan Retribusi Daerah Tahap Finalisasi dan Segera di Paripurnakan

“Aneh rasanya bila ada orang yang tidak tahu-menahu soal agama, negara dan lain sebagainya menganggap bahwa bendera itu termasuk aliran yang menyimpang di Indonesia,” ungkapnya.

Dibutuhkan edukasi yang baik, agar hal itu tidak memprovokasi masyarakat dengan penilaian yang negatif, lanjutnya.

“Kembalilah ke agama dan perdalam-lah ilmu di dalamnya,” ujarnya.

Sesuai dengan semboyan negara, bahwa bumi pertiwi adalah negara demokrasi. Ibnu -sapaan akrabnya- mengatakan, setiap warga negara memiliki kebebasan dalam berkumpul, berekspresi, bersuara dan berpendapat.

Baca juga:  Sekretaris DPC Gerindra Bulungan Sambut Baik Hadirnya Prabowo Mania 08

“Meskipun negara tidak memberi batasan pada rakyat dalam berpendapat, namun lagi-lagi dalam agama telah memberi rambu-rambu, bahwa orang yang berkompeten-lah yang diberi ruang dalam menilai,” ujarnya.

Untuk itu, ia berharap agar sekiranya masyarakat baik kalangan sipil, akademisi, politisi, agamawan dan sebagainya kembali pada keyakinan dasar agama masing-masing untuk tidak mencela satu sama lain. (*/sgp).

Bagikan: