• Kamis, 5 Desember 2024

Hilang 38 Jam, Anak Perempuan Ditemukan Tak Bernyawa Di Sungai Kelay

BERAU, LENSAKU – Seorang anak perempuan asal Kampung Bena Baru yang dilaporkan hilang di Sungai Kelay akhirnya ditemukan. Korban dalam kondisi tak bernyawa setelah hilang selama 38 jam.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Nofian Hidayat pun menerangkan kronologi penemuan S (9 tahun) yang hilang pada 14 Juli lalu. Dirinya mengaku, sekira pukul 06.30 WITA, pihaknya mendapatkan informasi dari warga sekitar Kampung Inaran, Sambaliung, bahwa telah ditemukan jenazah anak perempuan.

“Tim gabungan langsung menuju TKP dengan jarak 6 km ke dari titik menghilangnya korban tersebut dan langsung melakukan evakuasi untuk dibawa ke posko,” tuturnya, Sabtu (16/7).

Setelah itu, Novian menambahkan, tim gabungan turut bertemu dengan pihak keluarga untuk memastikan kebenaran korban untuk dibawa menuju Dermaga Sanggam dengan jarak 44 km dari posko tim gabungan.

“Pada pukul 09.15 WITA Tim SAR gabungan dengan membawa korban tiba di Dermaga Sanggam dan langsung dibawa menuju RSUD Abdul Rivai,” terangnya.

Novian mengungkapkan, proses pencarian yang memakan kurang lebih 38 jam pun diakhiri. Adapun personil Tim SAR gabungan yang terlibat dalam pencarian, diantaranya Polairud Polres Berau, Basarnas, BPBD, Tim Rescue Berau Coal, Pos TNI AL, PMI Berau, dan masyarakat.

“Upaya pencarian dengan menggunakan metode visual. Hambatan dan kendala di lapangan tidak ada. Dukungan dan pertisipasi dari masyarakat serta Pemerintah Kampung Bena Baru sangat atusias, baik membantu pencarian di darat maupun di sungai,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, korban S (9 tahun) tenggelam saat hendak mandi bersama 3 orang temannya. Akibat arus sungai yang deras mereka ikut terseret. Sempat diselamatkan oleh warga sekitar, namun hanya 3 orang yang berhasil selamat. Naas, nasib S yang tidak sempat tertolong.

Novian pun berharap, sangat penting adanya pengawasan orang tua saat anak sedang belajar berenang atau bermain di sungai dan tetap menggunakan pelampung. Hal itu untuk mencegah terjadinya kembali korban hanyut di sungai.

“Memang arus di Sungai Kelay ini sangat tenang, tapi ada limbuhannya, sehingga itu yang berbahaya apabila berenang di sungai ini,” pungkasnya. (*/CTN)

Read Previous

119 Guru PPPK Berau Resmi Miliki SK Dari Pemprov Kaltim

Read Next

Wujudkan “Kaltim Stay Green”, Satu Orang untuk Sepuluh Pohon

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

error: Konten dikunci!