• Selasa, 8 Oktober 2024

Angka Stunting Masih Tinggi, Ini Komitmen Pemkab Berau!

BERAU, LENSAKU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terus menggenjot segala upaya dalam penanganan kasus stunting. Pasalnya, saat ini Berau berada di peringkat kelima sebagai kabupaten/kota Se-Kalimantan Timur dengan capaian 25,70 persen.

Pemkab Berau pun menargetkan penurunan angka stunting yang signifikan sebesar 13,80 persen hingga tahun 2024 mendatang. Termasuk menyusun langkah untuk melakukan pencegahan sebagaimana juga menjadi komitmen bagi Pemerintah Pusat.

Dalam hal itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih mengimbau untuk mengaktifkan kembali beberapa pos pelayanan terpadu (posyandu) yang sempat redup semenjak pandemi COVID-19. Supaya dapat mencukupi asupan-asupan gizi dan kesehatan bagi bayi dan balita.

“Dikarenakan angka stunting untuk Kabupaten Berau termasuk tinggi. Jadi, saya sangat mengimbau kepada seluruh petugas posyandu utamanya orang tua yang memiliki bayi untuk bisa memperhatikan tumbuh kembang anak tersebut,” tuturnya, Kamis (21/7).

Bahkan, untuk pertama kalinya, Sri Juniarsih menyambangi Posyandu Mayang Merah sebagai salah satu yang redup saat pandemi. Dikatakannya, semenjak aktif, posyandu yang terletak di Gang Muslimin, Jalan Pemuda, Kecamatan Tanjung Redeb itu mampu memberikan pelayanan hingga 80 anak pada hari-hari biasa.

“Hari ini saja ada sekira 30 bayi yang darang ke Posyandu. Yang pasti, setelah melihat keadaan di lapangan, kita harus kerja ekstra untuk penanganan kasus stunting ini,” tegasnya.

Kepala daerah wanita pertama di Kabupaten Berau itu bahkan mengimbau untuk dilakukan edukasi kepada masyarakat dengan melibatkan setiap stakeholder. Menurutnya, pencegahan stunting itu sendiri harus dimulai kepada ibu dari 3 bulan sebelum menikah dengan mengonsumsi vitamin A. Bahkan, terus berlanjut hingga saat hamil dan setelah bayi lahir.

“Terutama masyarakat yang memiliki balita untuk memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi tersebut. Di masa 2 tahun sang balita wajib untuk ASI. Kemudian, saat di atas 2 tahun harus sudah mulai diperhatikan makanan tambahan yang bergizi serta pemberian vitamin supaya mereka tumbuh kembang, baik secara organ tubuh hingga pertumbuhan otak yang bisa termaksimalkan,” katanya.

Sri juga mengatakan, kasus stunting bagi balita yang berada di bawah 2 tahun masih bisa diperbaiki dan diobati. Tetapi, apabila sudah di atas 3-5 tahun sangat susah untuk ditangani. dikhawatirkan ketika bakita terkena stunting, otomatis semua organ tubuhnya tak bisa berkembang dengan baik

“Oleh karenanya, tumbuh kembang anak mulai dari sebelum sang ibu menikah 3 bulan sampai hamil dan menyusui hingga anak berusia 2 tahun dan seterusnya, harus diperhatikan gizi dan kesehatannya supaya tidak terjadi stunting,” terangnya.

Lanjutnya, Sri berpesan, penyebaran informasi yang mengedukasi itu harus menyasar kepada masyarakat di seluruh 13 kecamatan yang terdiri dari 100 kampung dan 10 kelurahan. Termasuk untuk kembali mengaktifkan posyandu yang dinilai sangat berpengaruh kepada perubahan atau perkembangan anak-anak.

“Segala kekurangan dan keterlambatan harus kita kejar. Karena target dari daerah sendiri untuk 2024 angka stunting harus menurun 13,80 persen,” ucapnya.

“Untuk posyandu di Kabupaten Berau selama ada petugas posyandu dan saling bekerja sama dengan Dinkes dan Puskesmas, kemudian didukung dengan adanya alat timbang dan alat ukur serta PMT, maka itu sudah memenuhi syarat. Yang terpenting adalah edukasi kepada masyarakat,” sambungnya.

Di sisi lain, sebagai upaya yang juga sangat berpengaruh untuk penanganan dan penurunan angka stunting, Pemkab Berau turut menggarap Tim Percepatan Penunurunan Stunting (TPPS) pada tahun lalu.

Bahkan, Pemkab Berau sendiri telah menempatkan 10 lokasi yang menjadi konsentrasi penanganan, yaitu : Kampung Tanjung Batu, Kampung Labanan Jaya, Kelurahan Gunung Tabur, Kampung Maluang, Kelurahan Sambaliung, Kampung Kasai, Kampung Suaran, Kampung Sukan Tengah, Kelurahan Karang Ambun, dan Kampung Tumbit Dayak.

Wakil Bupati Berau, Gamalis mengatakan, Pemkab Berau memang konsisten dalam upaya menurunkan angka kasus stunting di Bumi Batiwakkal. Menurutnya, dengan adanya TPPS ini menjadi wadah diskusi mengenai solusi dan langkah nyata pencegahan dan penurunan stunting, untuk selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat luas.

“Kami mendukung peran aktif dari berbagai pihak untuk terus bersinergi dan bergerak bersama dalam upaya mencegah dan menurunkan persoalan stunting ini. Sehingga, kami dapat meminimalisir kasus stunting melalui tindakan terpadu sedini mungkin,” pungkasnya. (*/CTN)

Read Previous

Bupati Berau Harapkan Media Dan Prokopim Beriringan Lewat SI JOKER

Read Next

KUPP Kelas II Tanjung Redeb Mendapat Kunjungan Dari Kemenko Marves

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular