BERAU, LENSAKU – Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan kegiatan yang menampilkan ajang “Fashion” jalanan yang digelar setiap akhir pekan dimana masyarakat bebas mengekspresikan gaya fashion mereka sesuai selera masing-masing.
Tren itu bermula dari sekelompok anak muda asal Citayam, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang awalnya hanya berkumpul di pinggiran jalan, dan kemudian menampilkan ide untuk merayakan sebuah ajang peragaan jalanan di Dukuh Atas, Jakarta Selatan. Seakan mengadopsi Paris Fashion Week yang menggunakan jalanan sebagai cat walk, mereka juga bergiliran berjalan di atas zebra cross Jalan Sudirman untuk pamer busananya.
Rupanya, tidak hanya di Kota Jakarta saja, masyarakat Kabupaten Berau pun mulai mencoba mengadopsi gelaran itu di Kota Sanggam (julukan untuk Tanjung Redeb). Namanya adalah “Berau Fashion Week” atau BFW dimana mereka ikut melaksanakan konsep tersebut dengan menggelar peragaan serupa di jalanan Tanjung Redeb.
Berau Fashion Week sendiri diwadahi oleh Asosiasi Duta Wisata Berau (ADWB) yang berada dalam naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau. Kegiatan perdana digelar pada Sabtu (30/7) kemarin di Taman Cendana, Tanjung Redeb, Berau. Bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram, yang juga menjadi tema pembuka pagelaran tersebut.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir mengatakan, ajang ini tentunya berbeda dengan konsep yang ada di Jakarta. Pasalnya, khusus Berau Fashion Week ini digodok dengan tema yang terjadwal dan tentunya berbeda setiap waktu.
Samsiah juga mengaku, konsep busana yang ditampilkan pada Berau Fashion Week ini sesuai dengan budaya di Kabupaten Berau. Sehingganya, setiap model dituntut untuk berpakaian rapih dan sopan serta menampilkan rumbai-rumbai busana khas Bumi Batiwakkal (julukan Kabupaten Berau).
“Sebenarnya, saat ini semua bisnis telah mengarah ke konsep Amati Tiru Modifikasi (ATM), sehingga tidak ada masalah apabila BFW dianggap sebagai bagian ide dari Citayam. Akan tetapi, konsep itu kita buat beda dari Citayam. Kami ambil sisi positif dari kegiatan yang viral itu,” tuturnya, Senin (1/8).
Samsiah menerangkan ada banyak peluang yang bisa diambil dalam momentum Berau Fashion Week itu. Diantaranya menjaring potensi anak-anak muda yang berminat untuk menjadi model. Apalagi untuk menunjukkan bakat tersebut tidak harus dari kalangan menengah ke atas.
“Alhamdulillah antusias masyarakat tinggi, karena kami memang memanfaatkan situasi yang sedang viral itu dengan tujuan untuk mempromosikan Kabupaten Berau. Seperti kain batik Berau dan produk busana lainnya yang bisa kami tampilkan di sini,” terangnya.
Tidak hanya sebagai promosi saja, ajang tersebut juga disebut sebagai kesempatan untuk pemulihan ekonomi Kabupaten Berau pasca Cpvid-19. Menurut Samsiah, adanya atraksi budaya ini bisa menarik para wisatawan dan juga pengunjung di UMKM sekitar Taman Cendana.
“Taman Cendana ini kemarin sudah mulai sepi, makanya kami coba ramaikan juga melalui Fashion Week ini karena ini kan sedang jadi sorotan oleh masyarakat,” katanya.
Selanjutnya, ajang Fashion Week ini bakal diadakan setiap satu minggu dengan melihat antusoas masyarakat yang besar. Bahkan, dijadwalkan dengan tema yang berbeda setiap minggunya, ajang tersebut juga ditargetkan dapat digelar di tingkat kecamatan.
Selain itu, Samsiah juga mengungkapkan, pihaknya dalam mengadakan kegiatan itu sudah mengantongi izin dari Satpol PP, Dinas Perhubungan Berau, dan aparat keamanan serta organisasi perangkat daerah lainnya.
“Kami bahkan sudah berizin dengan DLHK Berau sehingga dalam mengadakan kegiatan ini, kebersihan selalu kami perhatikan. Jangan sampai kami mengadakan kegiatan ini tapi meninggalkan sampah,” pungkasnya. (*/CTN)