TANJUNG SELOR, LENSAKU.ID – Politisi PDI Perjuangan yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Albertus Stefanus Marianus, S.T atau lebih dikenal Albert Baya menggelar sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) tentang pelestarian dan pengelolaan cagar budaya Provinsi Kalimantan Utara.
Kegiatan yang dilaksanakan di Basecamp Sarang Buaya, Sabanar Baru, Tanjung Selor Hilir ini juga turut dihadiri oleh Kasrem 092 Maharajalila, Kolonel Inf Utten Simbolon dan 168 peserta dari Mahasiswa, pelajar tingkaat SMA serta kelompok masyarakat dari berbagai provesi.
Dalam kesempatan itu, Albert Baya yang juga sebagai narasumber menyampaiakan bahwa cagar budaya perlu dilestarikan dan dikelola dengan baik.
“Pelestarian dan pengelolaan cagar budaya masyarakat yang ada di Kalimantan Utara harus memiliki Regulasi atau landasan hukum yang jelas, maka dari itu penting untuk segera diperdakan”, Tegasnya.
Sementara itu narasumber lain juga yang dihadiri dari Kasrem 092-Maharajalila Kolonel Inf Utten Simbolon mengatakan, sebagai bangsa yang besar dan kaya akan budaya, kita sebagai masyarakat Indonesia wajib menjaga warisan budaya dan turut melestarikannya.
“Bahwa dalam perjalan selama bertugas sebagai abdi negara, saya sudah mendatangi beberapa negara, kecintaan masyarakat terhadap negaranya sangat terlihat terutama Korea Selatan, sewaktu saya disana pemerintah mewajibkan warganya mengikuti wajib militer sebagai kecintaan terhadap negaranya”, ujarnya.
Lanjut Kasrem, menurutnya perbandingan terhadap masyarakat Indonesia tidak harus mengikuti wajib militer untuk memperlihatkan kecintaan kita terhadap negara, cukup dengan melestarikan dan merawat cagar budaya di Kaltara yang merupakan sejarah peninggalan leluhur kita”, jelas Kasrem
Di penghujung acara, Mohd Aswan Sekretaris Bidang Pengembangan Ekonomi Yayasan Sejarah dan Budaya Kaltara sekaligus Moderator dalam acara sosialisasi ini berpesan, sebagai pemuda jangan pernah melupakan sejarah, bersama-sama kita belajar sejarah dan budaya Kaltara, tanpa sejarah kita tidak akan ada dan tanpa sejarah Indonesia mungkin tidak juga akan ada, tutupnya. (rdk)